Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghitung kebutuhan tenaga perawat tambahan di Jawa dan Bali. Dibutuhkan 21 ribu perawat untuk menghadapi lonjakan kasus covid-19.
"Berdasarkan ita membutuhkan sekitar 16-21 ribuan perawat tambahan di tujuh provinsi ini (Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali)," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR yang diselenggarakan secara virtual, Selasa, 13 Juli 2021.
Angka tersebut diperoleh dari simulasi peningkatan kasus yang dibuat Kemenkes. Simulasi itu dibuat dalam dua kelompok, yakni 30 dan 60 persen.
Baca: Covid-19 Mengganas, Kasus Harian Bertambah 47.899
Tambahan tenaga perawat yang dibutuhkan jika peningkatan penyebaran covid-19 mencapai 30 persen yakni 16.675 perawat. Sedangkan, simulai 60 persen membutuhkan tenaga perawat tambahan sebesar 21.877 perawat.
Dia menyampaikan ada beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan perawat tersebut. Antara lain, memanfaatkan mahasiswa perawatan dan bidan.
Kriteria mahasiswa perawatan yang diperlukan yakni sudah pada tingkat akhir pendidikan. Mahasiswa yang belum lulus uji kompetensi bakal diperbantukan merawat pasien covid-19.
"Yang sudah selesai sekolah tapi belum lulus uji kompetensi dan di tingkat akhir itu ada sekitar 19 ribuan perawat," ungkap Budi.
Dia menyebut Kemenkes sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terkait wacana tersebut. Bahkan, Kemenkes mengusahakan agar perbantuan tersebut dimasukkan sebagai bagian dari ujian praktek sebagai salah satu syarat kelulusan.
"Ini harusnya bisa di-recognize sebagai salah satu parameter penilaian mereka ketika lulus," ujar dia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghitung kebutuhan tenaga perawat tambahan di Jawa dan Bali. Dibutuhkan 21 ribu perawat untuk menghadapi lonjakan kasus
covid-19.
"Berdasarkan ita membutuhkan sekitar 16-21 ribuan perawat tambahan di tujuh provinsi ini (Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali)," kata Menteri Kesehatan (
Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR yang diselenggarakan secara virtual, Selasa, 13 Juli 2021.
Angka tersebut diperoleh dari simulasi peningkatan kasus yang dibuat Kemenkes. Simulasi itu dibuat dalam dua kelompok, yakni 30 dan 60 persen.
Baca:
Covid-19 Mengganas, Kasus Harian Bertambah 47.899
Tambahan tenaga perawat yang dibutuhkan jika peningkatan penyebaran covid-19 mencapai 30 persen yakni 16.675 perawat. Sedangkan, simulai 60 persen membutuhkan tenaga perawat tambahan sebesar 21.877 perawat.
Dia menyampaikan ada beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan perawat tersebut. Antara lain, memanfaatkan mahasiswa perawatan dan bidan.
Kriteria mahasiswa perawatan yang diperlukan yakni sudah pada tingkat akhir pendidikan. Mahasiswa yang belum lulus uji kompetensi bakal diperbantukan merawat pasien covid-19.
"Yang sudah selesai sekolah tapi belum lulus uji kompetensi dan di tingkat akhir itu ada sekitar 19 ribuan perawat," ungkap Budi.
Dia menyebut Kemenkes sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) terkait wacana tersebut. Bahkan, Kemenkes mengusahakan agar perbantuan tersebut dimasukkan sebagai bagian dari ujian praktek sebagai salah satu syarat kelulusan.
"Ini harusnya bisa di-
recognize sebagai salah satu parameter penilaian mereka ketika lulus," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
