medcom.id, Jakarta: Indonesia sudah 70 tahun merdeka. Di saat itu pula, jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia menginginkan bisa beribadah di gereja yang mereka bangun.
Hal ini disampaikan langsung Ketua Komnas Perempuan Azriana, ketika ditemui di Gedung Museum Naskah Proklamasi, Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (16/8/2015).
"Mereka berharap bisa menggunakan gereja di sana, tidak ada keinginan lainnya. Jangan disegel lagi, jangan sampai dua kali dalam seminggu beribadah di depan Istana," urai dia
Menurutnya, sangat sedih melihat manusia beribadah di tengah teriknya matahari, seperti yang terjadi saat ini, mereka beribadah di depan Tugu Proklamasi pada saat matahari terik, dan akhirnya mereka merasakan kepanasan.
"Jangan beribadah di tempat yang tidak seharusnya, mereka ingin ibadah tenang, aman, dan nyaman. Tidak seperti saat ini," sebut Azriana.
Komnas Perempuan pun sudah bekerja keras, agar mereka diterima beribadah di Bogor. Langkah yang dijalankan, sambung dia, Komnas Perempuan sudah menyurati Wali Kota Bogor, agar kejadian ini bisa terselesaikan, dan tidak berlarut-larut.
"Kami sudah surati, Pemkot Bogor, kepolisian. Jelas-jelas mereka punya payung hukum yang kuat. Polisi haruslah melindungi yang beribadah, mereka posisi tidak melanggar hukum. Langkah demi langkah harus ditingkatkan, seperti komunikasi, sebagai lembaga HAM nasional masalah ini harus diikuti," tutup dia.
medcom.id, Jakarta: Indonesia sudah 70 tahun merdeka. Di saat itu pula, jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia menginginkan bisa beribadah di gereja yang mereka bangun.
Hal ini disampaikan langsung Ketua Komnas Perempuan Azriana, ketika ditemui di Gedung Museum Naskah Proklamasi, Tugu Proklamasi, Jakarta, Minggu (16/8/2015).
"Mereka berharap bisa menggunakan gereja di sana, tidak ada keinginan lainnya. Jangan disegel lagi, jangan sampai dua kali dalam seminggu beribadah di depan Istana," urai dia
Menurutnya, sangat sedih melihat manusia beribadah di tengah teriknya matahari, seperti yang terjadi saat ini, mereka beribadah di depan Tugu Proklamasi pada saat matahari terik, dan akhirnya mereka merasakan kepanasan.
"Jangan beribadah di tempat yang tidak seharusnya, mereka ingin ibadah tenang, aman, dan nyaman. Tidak seperti saat ini," sebut Azriana.
Komnas Perempuan pun sudah bekerja keras, agar mereka diterima beribadah di Bogor. Langkah yang dijalankan, sambung dia, Komnas Perempuan sudah menyurati Wali Kota Bogor, agar kejadian ini bisa terselesaikan, dan tidak berlarut-larut.
"Kami sudah surati, Pemkot Bogor, kepolisian. Jelas-jelas mereka punya payung hukum yang kuat. Polisi haruslah melindungi yang beribadah, mereka posisi tidak melanggar hukum. Langkah demi langkah harus ditingkatkan, seperti komunikasi, sebagai lembaga HAM nasional masalah ini harus diikuti," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
