Jakarta: Sudah 11 tahun, Sandi Febriansyah mengidap thalasemia mayor atau kelainan kekurangan darah tingkat parah yang tak bisa disembuhkan. Untuk bertahan hidup, tiap bulan, Sandi harus rutin transfusi darah dan minum obat.
Untuk membiayai pengobatan Sandi, sang ayah yang sehari-hari hanya berjualan bakso tahu harus menjual rumah. Tidak hanya rumah, semua perabotan sampai sarung sang ayah pun sudah dijual.
Cerita berawal saat Sandi berusia 4 tahun, saat itu dia mengalami panas dan demam. Sang ibu mengira Sandi mengalami demam biasa tetapi tak kunjung sembuh hingga 1 minggu lamanya. Muka Sandi terlihat pucat dan badannya kekuningan. Sang ibu kemudian membawa Sandi ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Ujung Berung. Saat itu, tangan dan kaki Sandi sudah bengkak. Sandi pun dirawat selama 4 hari di sana.
Perut Sandi terlihat membesar/buncit. Diagnosis pertama dan kedua dari dokter, Sandi mengalami anemia. Orang tuanya tidak lagi membawa Sandi ke rumah sakit. Di rumah, Sandi terlihat murung dan badannya bertambah kecil sedangkan perutnya semakin membuncit. Dia pun kemudian dicek di RS Hasan Sadikin Bandung dan Sandi didiagnosis Thalasemia Mayor.
Sandi harus mendapatkan penanganan medis lanjutan, termasuk transfusi darah seumur hidup. Sang ayah adalah pedagang bakso tahu yang hanya berpenghasilan Rp 40.000 tidak mampu lagi untuk mengantarkan sang anak ke rumah sakit dan memberikan obat-obatan yang tidak tercover BPJS Kesehatan.
TemanBaik, yuk bantu Sandi bisa mendapatkan penanganan medis lanjutan dari penyakit Thalasemia Mayor yang dideritanya. Bantuan bisa diberikan dengan cara:
1. Klik “Donasi Sekarang”
2. Isi nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antar bank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).
Jakarta: Sudah 11 tahun, Sandi Febriansyah mengidap thalasemia mayor atau kelainan kekurangan darah tingkat parah yang tak bisa disembuhkan. Untuk bertahan hidup, tiap bulan, Sandi harus rutin transfusi darah dan minum obat.
Untuk membiayai pengobatan Sandi, sang ayah yang sehari-hari hanya berjualan bakso tahu harus menjual rumah. Tidak hanya rumah, semua perabotan sampai sarung sang ayah pun sudah dijual.
Cerita berawal saat Sandi berusia 4 tahun, saat itu dia mengalami panas dan demam. Sang ibu mengira Sandi mengalami demam biasa tetapi tak kunjung sembuh hingga 1 minggu lamanya. Muka Sandi terlihat pucat dan badannya kekuningan. Sang ibu kemudian membawa Sandi ke puskesmas dan dirujuk ke RSUD Ujung Berung. Saat itu, tangan dan kaki Sandi sudah bengkak. Sandi pun dirawat selama 4 hari di sana.
Perut Sandi terlihat membesar/buncit. Diagnosis pertama dan kedua dari dokter, Sandi mengalami anemia. Orang tuanya tidak lagi membawa Sandi ke rumah sakit. Di rumah, Sandi terlihat murung dan badannya bertambah kecil sedangkan perutnya semakin membuncit. Dia pun kemudian dicek di RS Hasan Sadikin Bandung dan Sandi didiagnosis Thalasemia Mayor.
Sandi harus mendapatkan penanganan medis lanjutan, termasuk transfusi darah seumur hidup. Sang ayah adalah pedagang bakso tahu yang hanya berpenghasilan Rp 40.000 tidak mampu lagi untuk mengantarkan sang anak ke rumah sakit dan memberikan obat-obatan yang tidak tercover BPJS Kesehatan.
TemanBaik, yuk bantu Sandi bisa mendapatkan penanganan medis lanjutan dari penyakit Thalasemia Mayor yang dideritanya. Bantuan bisa diberikan dengan cara:
1. Klik
“Donasi Sekarang”
2. Isi nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran, bisa dengan OVO, DANA, LinkAja, ShopeePay, GoPay, Sakuku, BRI E-Pay dan BCA Klik-Pay. Bisa juga lewat transfer antar bank (BRI, Mandiri, BCA, BNI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)
