Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin menghadiri peringatan detik-detik proklamasi di Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka mengenakan pakaian adat dari Provinsi Banten.
Keduanya tiba di Istana Merdeka sekitar pukul 09.45 WIB. Pakaian Ma’ruf komplet dengan iket lomar bermotif tapak kebo, baju dalam putih berkerah tinggi, jas hitam bermotif daun hanjuang emas, kain samping bermotif serupa iket, dan celana serta sepatu hitam.
Sementara itu, Wury mengenakan kebaya putih dipadu kerudung hitam berbalut putih. Kemudian, memakai selendang dan bawahan hitam bermotif batik emas.
Menurut laman resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, pakaian itu sarat makna pada setiap bagiannya. Misalnya iket lomar dengan motif tapak kebo melambangkan kegigihan dalam bekerja.
Adapun warna emas melambangkan kedalaman hati, budi pekerti, dan kecemerlangan pikiran menatap masa depan. Emas juga menjadi lambang kemewahan, kekayaan, dan kesetiaan masyarakat Banten.
Wapres Ma'ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin
Makna lainnya terdapat dalam baju dalam warna putih berkerah tinggi. Pakaian itu melembangkan kebersihan, kesucian, dan keikhlasan. Sedangkan kancing bulat melambangkan kebulatan tekad dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.
Berikutnya, yakni jas hitam bermotif daun hanjuang berwarna emas yang melambangkan ketangguhan masyarakat Banten. Secara spesifik, daun hanjuang adalah simbol perjuangan karena tanaman itu dapat hidup di mana saja dan kerap dipakai sebagai tanaman pelindung.
Pakaian lainnya ialah kain pinggang yang menggambarkan kesederhanaan warga Banten. Sedangkan celana hitam polos yang dirangkap kain melambangkan keserumpunan Banten dengan bangsa Melayu
Ma’ruf dan Wury juga dijadwalkan hadir dalam upaya penurunan Sang Saka Merah Putih. Acara itu digelar pukul 17.00 WIB.
Jakarta: Wakil Presiden (Wapres)
Ma’ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin menghadiri peringatan detik-detik
proklamasi di Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka mengenakan pakaian adat dari Provinsi Banten.
Keduanya tiba di
Istana Merdeka sekitar pukul 09.45 WIB. Pakaian Ma’ruf komplet dengan iket lomar bermotif tapak kebo, baju dalam putih berkerah tinggi, jas hitam bermotif daun hanjuang emas, kain samping bermotif serupa iket, dan celana serta sepatu hitam.
Sementara itu, Wury mengenakan kebaya putih dipadu kerudung hitam berbalut putih. Kemudian, memakai selendang dan bawahan hitam bermotif batik emas.
Menurut laman resmi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten, pakaian itu sarat makna pada setiap bagiannya. Misalnya iket lomar dengan motif tapak kebo melambangkan kegigihan dalam bekerja.
Adapun warna emas melambangkan kedalaman hati, budi pekerti, dan kecemerlangan pikiran menatap masa depan. Emas juga menjadi lambang kemewahan, kekayaan, dan kesetiaan masyarakat Banten.
Wapres Ma'ruf Amin dan Ibu Wury Ma’ruf Amin
Makna lainnya terdapat dalam baju dalam warna putih berkerah tinggi. Pakaian itu melembangkan kebersihan, kesucian, dan keikhlasan. Sedangkan kancing bulat melambangkan kebulatan tekad dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.
Berikutnya, yakni jas hitam bermotif daun hanjuang berwarna emas yang melambangkan ketangguhan masyarakat Banten. Secara spesifik, daun hanjuang adalah simbol perjuangan karena tanaman itu dapat hidup di mana saja dan kerap dipakai sebagai tanaman pelindung.
Pakaian lainnya ialah kain pinggang yang menggambarkan kesederhanaan warga Banten. Sedangkan celana hitam polos yang dirangkap kain melambangkan keserumpunan Banten dengan bangsa Melayu
Ma’ruf dan Wury juga dijadwalkan hadir dalam upaya penurunan Sang Saka Merah Putih. Acara itu digelar pukul 17.00 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)
