Jakarta: Dewan Pers ingin media, khususnya wartawan, rutin memberitakan isu penyandang disabilitas. Difabel memiliki hak \berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi.
"Pemberitaan itu umumnya lebih pada peristiwa-peristiwa, tapi setelah itu hilang," kata Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Chairudin Bangun dalam webinar dengan tema 'Hari Pers Nasional: Pedoman Pemberitaan dan TIK Ramah Disabilitas', Kamis, 28 Januari 2021.
Menurut dia, informasi yang memiliki nilai berita terkait penyandang disabilitas selalu ada setiap hari. Media tak perlu menunggu momen besar.
"Asal mau, asal memiliki keinginan untuk mengekspos, menampilkan bentuk apresiasi, atau memberi semangat, pemberdayaan, dan sebagainya," ujar Hendry.
Baca: Menaker Dorong Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan
Hendry mencatat pemberitaan soal penyandang disabilitas ramai saat Asian Para Games 2018. Dia meyakini berita terkait difabel juga ramai saat Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua pada Oktober 2021.
"Banyak sekali pemberitaan mengenai penyandang disabilitas karena prestasi-prestasi mereka luar biasa. Jadi, mengenai orangnya, pelatihnya, kesuksesannya, proses pelatihan, kemenangan dan sebagainya," ungkap Hendry.
Dia mengatakan menyampaikan informasi terkait penyandang disabilitas menjadi tugas pers. Dewan Pers menyoroti pembuatan fasilitas khusus di tempat umum yang sempat ramai diberitakan, baik di media televisi maupun online. Terlebih, saat salah satu fasilitas, yakni lift di depan Sarinah, Jakarta Pusat, macet.
"Tapi, sebentar saja beritanya lalu kelanjutnya seperti apa," ujar Hendry.
Hendry berharap insan pers membuka ruang lebih bagi penyandang disabilitas. Hal itu dibutuhkan, baik saat difabel memberi informasi maupun saat membutuhkan informasi.
Jakarta: Dewan
Pers ingin media, khususnya wartawan, rutin memberitakan isu penyandang
disabilitas. Difabel memiliki hak \berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi.
"Pemberitaan itu umumnya lebih pada peristiwa-peristiwa, tapi setelah itu hilang," kata Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Chairudin Bangun dalam webinar dengan tema '
Hari Pers Nasional: Pedoman Pemberitaan dan TIK Ramah Disabilitas', Kamis, 28 Januari 2021.
Menurut dia, informasi yang memiliki nilai berita terkait penyandang disabilitas selalu ada setiap hari. Media tak perlu menunggu momen besar.
"Asal mau, asal memiliki keinginan untuk mengekspos, menampilkan bentuk apresiasi, atau memberi semangat, pemberdayaan, dan sebagainya," ujar Hendry.
Baca:
Menaker Dorong Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan
Hendry mencatat pemberitaan soal penyandang disabilitas ramai saat Asian Para Games 2018. Dia meyakini berita terkait difabel juga ramai saat Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua pada Oktober 2021.
"Banyak sekali pemberitaan mengenai penyandang disabilitas karena prestasi-prestasi mereka luar biasa. Jadi, mengenai orangnya, pelatihnya, kesuksesannya, proses pelatihan, kemenangan dan sebagainya," ungkap Hendry.
Dia mengatakan menyampaikan informasi terkait penyandang disabilitas menjadi tugas pers. Dewan Pers menyoroti pembuatan fasilitas khusus di tempat umum yang sempat ramai diberitakan, baik di media televisi maupun
online. Terlebih, saat salah satu fasilitas, yakni lift di depan Sarinah, Jakarta Pusat, macet.
"Tapi, sebentar saja beritanya lalu kelanjutnya seperti apa," ujar Hendry.
Hendry berharap insan pers membuka ruang lebih bagi penyandang disabilitas. Hal itu dibutuhkan, baik saat difabel memberi informasi maupun saat membutuhkan informasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
