Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Jenderal Gatot Nurmantyo. Foto: Yudhi Mahatma/Antara

TNI Siap Turun Tangan Bebaskan WNI yang Ditawan Perompak Filipina

Dheri Agriesta • 25 Juni 2016 02:53
medcom.id, Jakarta: Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyesalkan insiden penculikan yang kembali terjadi di perairan Filipina. Dia menyatakan, TNI siap terjun langsung membantu proses pembebasan 7 WNI yang diduga disandera kelompok militan Abu Sayyaf.
 
"Kemudian apapun yang akan dilakukan pemerintah Filipina, kita siap. TNI siap membantu," kata Gatot usai menghadiri acara buka bersama di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2016).
 
Gatot mengatakan, patroli bersama antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina di perairan itu belum dilaksanakan lantaran baru sebatas kesepakatan antarkementerian masing-masing negara.

Menurut Gatot, Indonesia sendiri sangat siap menjalankan patroli bersama. Namun pemerintah Filipina belum bisa memberikan kepastian karena baru selesai melaksanakan pemilihan presiden.
 
"Tanggal 30 nanti (Filipina) pergantian pemerintahan. Ini yang membuat kita tidak bisa cepat," kata Gatot.
 
Dia memastikan bahwa pemerintah konsisten menempuh jalur diplomasi untuk menyelesaikan insiden penyanderaan tersebut. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi juga telah menjalin komunikasi dengan Pemerintah Filipina.
 
"Menlu akan mengerahkan segala daya upaya untuk bisa membebaskan itu," ungkap dia.
 
Kabar penculikan ini sempat simpang siur tapi Filipina berjanji akan menindaklanjuti laporan penculikan itu. "Karena memang begitu disandera semua dimatikan dan kapal tetap berjalan, diperkirakan dalam waktu dekat sampai ke Samarinda," jelas Gatot.
 
Ini adalah kali ketiga kapal dan anak buah kapal asal Indonesia diculik oleh kelompok militan asal Filipina. Dua kejadian sebelumnya, penyanderaan dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf. Sandera pada dua penculikan sebelumnya dapat dibebaskan setelah pemerintah, TNI, perusahaan, dan organisasi swasta berkoordinasi melakukan aksi penyelamatan.
 
Penculikan ketiga ini dialami Kapal tunda Charles milik PT Rusianto Bersaudara. Keluarga salah satu anak buah kapal yakin kapal itu disandera kelompok Abu Sayyaf.
 
Keyakinan itu muncul setelah salah seorang istri Mualim I Kapal Tugboat Charles Dian Megawati Achmad menghubungi suaminya. Meski tak begitu yakin, ia mengatakan, salah satu kru kapal yang dibebaskan sempat berbicara dengan istrinya dan mengatakan kapal tersebut dibajak.
 
Dian semakin yakin suaminya disandera. Ia mendapatkan telepon dari suaminya pada Rabu 22 Juni, sekitar pukul 11.30 WITA.
 
"Tadi pagi sekitar pukul 11.30 WITA, saya dihubungi suami saya menggunakan nomor telepon penyandera. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lain dan saya diminta menghubungi perusahaan dan kepolisian. Suami saya disandera bersama tiga kru, Robin, Nasir, dan Sofyan. Sementara Feri sebagai kapten kapal disandera terpisah dengan dua orang lain. Kami sulit menghubungi karena setiap kali menelepon selalu berganti nomor," kata Dian seperti dilansir Antara.
 
Penyandera meminta uang tebusan sebesar RM200 juta kepada pemilik kapal. Penyandera pun mengancam akan mengambil tindakan jika uang tebusan tak dibayarkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan