Jakarta: Beredar pesan berantai atau broadcast soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerapkan lockdown total di DKI Jakarta mulai 12-15 Februari 2021. Polri memastikan kabar itu tidak benar atau hoaks.
"Saya tadi siang dapat broadcast isi yang tidak benar bahwa baru saja diumumkan Pak Jokowi mulai 12 Februari pukul 08.00 WIB sampai Senin pagi (15 Februari 2021) Jakarta lockdown total," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam diskusi daring bersama Kementerian Kesehatan, Jumat, 5 Februari 2021.
Menurut dia, broadcast itu juga menyampaikan pesan bila semua restoran di Ibu Kota akan tutup. Masyarakat harus menyediakan bahan makanan dan diminta untuk tidak keluar rumah. Pasalnya, polisi akan menangkap dan mengenakan sanksi yang besar.
Baca: Bertambah 11.749, Total Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 1.134.854
"Broadcast ini salah. Dengan adanya broadcast yang tidak benar, akan berdampak negatif bagi siapa saja," ujar jenderal bintang dua itu.
Argo memandang pesan berantai itu biasa saja. Namun, isinya mengandung hasutan dan fitnah. Dia meyakini isi pesan itu dapat menyasar emosi masyarakat yang bisa menimbulkan opini negatif.
"Lalu, bisa menimbulkan kegaduhan masyarakat dan disintegrasi bangsa," ungkap mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Argo berharap masyarakat tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar di media sosial. Dia meminta masyarakat untuk mengecek ulang agar tidak termakan hoaks.
"Masyarakat diharapkan saring informasi, baru sharing. Jangan dari grup sebelah langsung dikirim, tetap dibaca betul, kalau tidak benar, jangan di-share lagi. Kalau mau tahu bisa tanya ke Kemenkes kalau berkait ke Kemenkes, bisa tanya ke aparatur sipil negara (ASN) lain juga bisa. Kalau tidak ada bisa tanyakan ke kepolisian," tutur dia.
Jakarta: Beredar pesan berantai atau
broadcast soal Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerapkan
lockdown total di
DKI Jakarta mulai 12-15 Februari 2021. Polri memastikan kabar itu tidak benar atau
hoaks.
"Saya tadi siang dapat
broadcast isi yang tidak benar bahwa baru saja diumumkan Pak Jokowi mulai 12 Februari pukul 08.00 WIB sampai Senin pagi (15 Februari 2021) Jakarta
lockdown total," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam diskusi daring bersama Kementerian Kesehatan, Jumat, 5 Februari 2021.
Menurut dia,
broadcast itu juga menyampaikan pesan bila semua restoran di Ibu Kota akan tutup. Masyarakat harus menyediakan bahan makanan dan diminta untuk tidak keluar rumah. Pasalnya, polisi akan menangkap dan mengenakan sanksi yang besar.
Baca:
Bertambah 11.749, Total Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 1.134.854
"
Broadcast ini salah. Dengan adanya
broadcast yang tidak benar, akan berdampak negatif bagi siapa saja," ujar jenderal bintang dua itu.
Argo memandang pesan berantai itu biasa saja. Namun, isinya mengandung hasutan dan fitnah. Dia meyakini isi pesan itu dapat menyasar emosi masyarakat yang bisa menimbulkan opini negatif.
"Lalu, bisa menimbulkan kegaduhan masyarakat dan disintegrasi bangsa," ungkap mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.
Argo berharap masyarakat tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar di media sosial. Dia meminta masyarakat untuk mengecek ulang agar tidak termakan hoaks.
"Masyarakat diharapkan saring informasi, baru sharing. Jangan dari grup sebelah langsung dikirim, tetap dibaca betul, kalau tidak benar, jangan di-share lagi. Kalau mau tahu bisa tanya ke Kemenkes kalau berkait ke Kemenkes, bisa tanya ke aparatur sipil negara (ASN) lain juga bisa. Kalau tidak ada bisa tanyakan ke kepolisian," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
