medcom.id, Jakarta: Eros Djarot meminta sahabatnya Politikus Senior Gerindra Haryanto Taslam tak dilupakan. Ia menilai Haryanto merupakan pejuang reformasi 1998 yang rela berkorban jiwa dan raga.
"Beliau itu sahabat dan teman seperjuangan waktu masa reformasi. Beliau itu tokoh yang layak dan patut untuk diingat. Almarhum juga salah satu aktivis pejuang reformasi. Jadi jangan lihat bahwa tanpa tanda bintang terus dilupakan. Itulah kenapa sampai sekarang saya disini," kata Eros di Rumah Sakit (RS) Medistra, Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Haryanto diketahui sempat berbakti pada dua partai, yakni PDIP dan Gerindra. Eros pun meminta kedua partai saling menghargai perjuangan almarhum. "Dia itu salah satu pendiri PDIP. Orang kepercayaan dan dekat Megawati. Jadi, jangan hanya dikenal beliau adalah tokoh Gerindra. Untuk PDIP, (kader) yang baru-baru harus menghormati Haryanto Taslam," tegas Eros.
Haryanto Taslam tutup usia sekitar pukul 20.55 WIB, Sabtu tadi. Almarhum diketahui masuk ke rumah sakit sejak Jumat 13 Maret. Ia sempat tidak sadarkan diri lantaran tersedak makanan cair sampai harus dilarikan ke RS.
Almarhum merupakan loyalis PDI pro Megawati (PDIP) pada 1998 yang saat itu dianggap musuh pemerintah Orde Baru. Ia pun pernah diculik saat menuju rumah Megawati di Kebagusan, Jakarta Selatan. Haryanto juga sempat dijebloskan ke sel.
Tapi pada 2009, dia bergabung dengan Partai Gerindra yang didirikan Prabowo Subianto. Haryanto Taslam diberi jabatan sebagai Direktur Media Center Gerindra. Haryanto kemudian menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra sejak 2012.
medcom.id, Jakarta: Eros Djarot meminta sahabatnya Politikus Senior Gerindra Haryanto Taslam tak dilupakan. Ia menilai Haryanto merupakan pejuang reformasi 1998 yang rela berkorban jiwa dan raga.
"Beliau itu sahabat dan teman seperjuangan waktu masa reformasi. Beliau itu tokoh yang layak dan patut untuk diingat. Almarhum juga salah satu aktivis pejuang reformasi. Jadi jangan lihat bahwa tanpa tanda bintang terus dilupakan. Itulah kenapa sampai sekarang saya disini," kata Eros di Rumah Sakit (RS) Medistra, Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Haryanto diketahui sempat berbakti pada dua partai, yakni PDIP dan Gerindra. Eros pun meminta kedua partai saling menghargai perjuangan almarhum. "Dia itu salah satu pendiri PDIP. Orang kepercayaan dan dekat Megawati. Jadi, jangan hanya dikenal beliau adalah tokoh Gerindra. Untuk PDIP, (kader) yang baru-baru harus menghormati Haryanto Taslam," tegas Eros.
Haryanto Taslam tutup usia sekitar pukul 20.55 WIB, Sabtu tadi. Almarhum diketahui masuk ke rumah sakit sejak Jumat 13 Maret. Ia sempat tidak sadarkan diri lantaran tersedak makanan cair sampai harus dilarikan ke RS.
Almarhum merupakan loyalis PDI pro Megawati (PDIP) pada 1998 yang saat itu dianggap musuh pemerintah Orde Baru. Ia pun pernah diculik saat menuju rumah Megawati di Kebagusan, Jakarta Selatan. Haryanto juga sempat dijebloskan ke sel.
Tapi pada 2009, dia bergabung dengan Partai Gerindra yang didirikan Prabowo Subianto. Haryanto Taslam diberi jabatan sebagai Direktur Media Center Gerindra. Haryanto kemudian menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra sejak 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
