medcom.id, Jakarta: Polisi masih memburu pelaku ledakan di kawasan Jalan MH Thamrin. Kini Korps Tribrata sudah mendeteksi tiga tempat yang diduga sebagai tempat persembunyian atau pelarian jaringan pelaku peledakan dan penembakan.
Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengungkapkan, tiga tempat itu tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
"Namun tempat (detilnya) tidak bisa kami sebutkan di sini," kata Anton dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).
Anton memastikan, jaringan pelaku berasal dari ISIS. Dua di antara lima pelaku yang tewas di tempat kejadian perkara diduga residivis atau orang yang selama ini terkait dengan kelompok ekstrem.
Menurut Anton, kelompok ini menyasar kantor polisi dan tempat keramaian lain. Seperti pusat perbelanjaan, bandara, pelabuhan dan kantor perwakilan negara-negara sahabat.
"(Termasuk) mungkin tempat keramaian yang ada hubungannya dengan investor," ujar Anton.
Saat ini, polisi masih menetapkan status siaga satu. Tindakan pencegahan dan penindakan masih terus dilakukan dengan intensif dan massif. Pun halnya penajaman deteksi dini oleh intelijen di berbagai bidang.
"Identitas pelaku sudah kami dapatkan, tapi belum bisa kami umumkan karena masih didalami, dikaji dan diidentifikasi keterkaitannya dengan kelompok mana saja," jelas Anton.
medcom.id, Jakarta: Polisi masih memburu pelaku ledakan di kawasan Jalan MH Thamrin. Kini Korps Tribrata sudah mendeteksi tiga tempat yang diduga sebagai tempat persembunyian atau pelarian jaringan pelaku peledakan dan penembakan.
Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengungkapkan, tiga tempat itu tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
"Namun tempat (detilnya) tidak bisa kami sebutkan di sini," kata Anton dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).
Anton memastikan, jaringan pelaku berasal dari ISIS. Dua di antara lima pelaku yang tewas di tempat kejadian perkara diduga residivis atau orang yang selama ini terkait dengan kelompok ekstrem.
Menurut Anton, kelompok ini menyasar kantor polisi dan tempat keramaian lain. Seperti pusat perbelanjaan, bandara, pelabuhan dan kantor perwakilan negara-negara sahabat.
"(Termasuk) mungkin tempat keramaian yang ada hubungannya dengan investor," ujar Anton.
Saat ini, polisi masih menetapkan status siaga satu. Tindakan pencegahan dan penindakan masih terus dilakukan dengan intensif dan massif. Pun halnya penajaman deteksi dini oleh intelijen di berbagai bidang.
"Identitas pelaku sudah kami dapatkan, tapi belum bisa kami umumkan karena masih didalami, dikaji dan diidentifikasi keterkaitannya dengan kelompok mana saja," jelas Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)
