Jakarta: Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C) menawarkan diri untuk menjadi mediator kesehatan korban kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua. Pendiri Mer-C Jose Rizal Jurnalis mengatakan, upaya ini penting untuk mencegah bertambahnya korban.
"Berita korban masih simpang siur. Oleh karena itu, Mer-C mencoba propose untuk menjadi mediator di bidang kesehatan," kata Jose di kantor Mer-C, Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Mei 2018.
Jose mengatakan Mer-C tidak akan memihak kepada siapapun. Organisasi kesehatan ini diklaim hanya fokus pada masalah kesehatan korban.
"Kenapa kita ajukan ini? Untuk mencegah terjadinya korban yang lebih lanjut. Karena nyawa manusia sangat penting. Kita akan merawat mereka yang terluka," ujar dia.
Tak hanya itu, Mer-C siap memberikan bantuan kesehatan termasuk di lingkungan sekitar narapidana. Misalnya, suplai air dan makanan bergizi yang mencukupi.
"Kami akan cari info lebih dalam, apa masih ada yang disandera dan apa yang terjadi. Prinsipnya, ini aktivis kesehatan berdiri netral. Ini penting supaya diterima di kedua pihak," tegas Jose.
Baca: Lima Polisi yang Gugur di Mako Brimob
Dalam waktu dekat, Mer-C akan berkirim surat kepada Wakapolri Komjen Syafruddin. Ia berharap niat itu disambut baik.
Selasa, 8 Mei 2018, kerusuhan pecah di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kerusuhan diawali bentrok antara narapidana terorisme dengan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Lima polisi pun gugur dalam peristiwa ini. Empat di antara korban gugur merupakan anggota Densus 88 Antiteror dan satu anggota Brimob Polda Metro Jaya. Peristiwa ini juga menewaskan satu narapidana terorisme.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/4KZ44Awb" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C) menawarkan diri untuk menjadi mediator kesehatan korban kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Kelapa Dua. Pendiri Mer-C Jose Rizal Jurnalis mengatakan, upaya ini penting untuk mencegah bertambahnya korban.
"Berita korban masih simpang siur. Oleh karena itu, Mer-C mencoba propose untuk menjadi mediator di bidang kesehatan," kata Jose di kantor Mer-C, Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Mei 2018.
Jose mengatakan Mer-C tidak akan memihak kepada siapapun. Organisasi kesehatan ini diklaim hanya fokus pada masalah kesehatan korban.
"Kenapa kita ajukan ini? Untuk mencegah terjadinya korban yang lebih lanjut. Karena nyawa manusia sangat penting. Kita akan merawat mereka yang terluka," ujar dia.
Tak hanya itu, Mer-C siap memberikan bantuan kesehatan termasuk di lingkungan sekitar narapidana. Misalnya, suplai air dan makanan bergizi yang mencukupi.
"Kami akan cari info lebih dalam, apa masih ada yang disandera dan apa yang terjadi. Prinsipnya, ini aktivis kesehatan berdiri netral. Ini penting supaya diterima di kedua pihak," tegas Jose.
Baca: Lima Polisi yang Gugur di Mako Brimob
Dalam waktu dekat, Mer-C akan berkirim surat kepada Wakapolri Komjen Syafruddin. Ia berharap niat itu disambut baik.
Selasa, 8 Mei 2018, kerusuhan pecah di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Kerusuhan diawali bentrok antara narapidana terorisme dengan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.
Lima polisi pun gugur dalam peristiwa ini. Empat di antara korban gugur merupakan anggota Densus 88 Antiteror dan satu anggota Brimob Polda Metro Jaya. Peristiwa ini juga menewaskan satu narapidana terorisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
