Jakarta: Warga Palu, Sulawesi Tenggara, Tezar Kodongan mengungkapkan jalur komunikasi di Palu mulai pulih meski belum total.
Hal ini dikuatkan dengan suara Tezar yang beberapa kali terputus saat melakukan wawancara via telepon dengan Metro TV.
"Jalur komunikasi mulai pulih kalau jaringan listrik belum tersambung sama sekali," ujarnya singkat dalam Breaking News Metro TV, Sabtu, 29 September 2018.
Ia mengatakan secara umum ada beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh gempa kemarin terutama di wilayah pesisir yang sempat diterjang gelombang tinggi tsunami.
"Kerusakan di beberapa ikon Kota Palu seperti jembatan kuning, wisata anjungan pantai, patung kuda, beberapa swalayan, mal, hotel, dan bangunan-bangunan tua," ungkapnya.
Tak hanya Tezar, Mourits Kodongan juga melaporkan saat ini ia bersama warga lain yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, mengalami kesulitan untuk menjangkau jalur komunikasi.
"Kondisi sudah kondusif walaupun jaringan listrik dan telepon belum hidup. Ini salah satu kendala bagi kami," ujarnya yang juga dihubungi melalui sambungan telepon.
Mourits memastikan warga yang berada dekat dengannya sudah mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman seperti ke wilayah dataran tinggi, perbukitan, sampai dengan Bandara Mutiara yang secara geografis tidak terlalu dekat dengan pantai.
Ia mengatakan selain listrik dan jaringan komunikasi yang dibutuhkan warga saat ini adalah air bersih dan bahan bakar untuk mobilisasi kendaraan.
"Kami membutuhkan air bersih, bahan bakar untuk mencari kebutuhan seperti makanan. Tapi kalau dampaknya berkelanjutan bisa jadi kami juga akan mengalami krisis bahan makanan," jelas dia.
Jakarta: Warga Palu, Sulawesi Tenggara, Tezar Kodongan mengungkapkan jalur komunikasi di Palu mulai pulih meski belum total.
Hal ini dikuatkan dengan suara Tezar yang beberapa kali terputus saat melakukan wawancara via telepon dengan
Metro TV.
"Jalur komunikasi mulai pulih kalau jaringan listrik belum tersambung sama sekali," ujarnya singkat dalam
Breaking News Metro TV, Sabtu, 29 September 2018.
Ia mengatakan secara umum ada beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh gempa kemarin terutama di wilayah pesisir yang sempat diterjang gelombang tinggi tsunami.
"Kerusakan di beberapa ikon Kota Palu seperti jembatan kuning, wisata anjungan pantai, patung kuda, beberapa swalayan, mal, hotel, dan bangunan-bangunan tua," ungkapnya.
Tak hanya Tezar, Mourits Kodongan juga melaporkan saat ini ia bersama warga lain yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Kota Palu, mengalami kesulitan untuk menjangkau jalur komunikasi.
"Kondisi sudah kondusif walaupun jaringan listrik dan telepon belum hidup. Ini salah satu kendala bagi kami," ujarnya yang juga dihubungi melalui sambungan telepon.
Mourits memastikan warga yang berada dekat dengannya sudah mengungsi ke tempat-tempat yang lebih aman seperti ke wilayah dataran tinggi, perbukitan, sampai dengan Bandara Mutiara yang secara geografis tidak terlalu dekat dengan pantai.
Ia mengatakan selain listrik dan jaringan komunikasi yang dibutuhkan warga saat ini adalah air bersih dan bahan bakar untuk mobilisasi kendaraan.
"Kami membutuhkan air bersih, bahan bakar untuk mencari kebutuhan seperti makanan. Tapi kalau dampaknya berkelanjutan bisa jadi kami juga akan mengalami krisis bahan makanan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
