medcom.id, Jakarta: Ignatius Ryan Tumiwa, pemohon Judicial Review pasal 344 KUHP tentang Eutanasia ke Mahkamah Konstitusi (MK), sedianya akan kembali menjalani sidang kedua pada 26 Agustus mendatang. Namun, Ryan masih belum bisa dipastikan hadir dalam sidang keduanya itu.
"Belum tahu juga. Kita tunggu rekomendasi dari dokter. Kalau dokter bilang boleh keluar, ya Ryan bisa hadir. Tapi, kalau tidak ya hanya saya saja sebagai kuasa hukumnya," ungkap Kuasa Hukum Ryan, Fransisca Indrasari yang dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (9/8/2014).
Ryan sendiri telah dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, sejak Rabu (6/8/2014). Hingga kini, Sisca juga mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Ryan oleh tim dokter rumah sakit tersebut.
"Iya, rencananya siang ini akan ke sana (RSKD Duren Sawit) untuk mengetahui kondisi Ryan," ujar Dia.
Sebelumnya, Sisca sempat menegaskan bahwa dirujuknya Ryan ke rumah sakit tersebut bukan lantaran kliennya gila. "Tidak (gila). Dia itu hanya depresi," tuturnya.
Kisah Ryan mencuat ketika pria yang mengaku lulusan S2 Universitas Indonesia itu meminta MK untuk melegalkan suntik mati sebagai upaya bunuh diri. Keinginannya itu karena dia merasa depresi sejak setahun terakhir tidak memiliki pekerjaan sehingga kesulitan menghidupi kesehariannya yang tinggal sebatang kara.
medcom.id, Jakarta: Ignatius Ryan Tumiwa, pemohon
Judicial Review pasal 344 KUHP tentang Eutanasia ke Mahkamah Konstitusi (MK), sedianya akan kembali menjalani sidang kedua pada 26 Agustus mendatang. Namun, Ryan masih belum bisa dipastikan hadir dalam sidang keduanya itu.
"Belum tahu juga. Kita tunggu rekomendasi dari dokter. Kalau dokter bilang boleh keluar, ya Ryan bisa hadir. Tapi, kalau tidak ya hanya saya saja sebagai kuasa hukumnya," ungkap Kuasa Hukum Ryan, Fransisca Indrasari yang dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (9/8/2014).
Ryan sendiri telah dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, Jakarta Timur, sejak Rabu (6/8/2014). Hingga kini, Sisca juga mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Ryan oleh tim dokter rumah sakit tersebut.
"Iya, rencananya siang ini akan ke sana (RSKD Duren Sawit) untuk mengetahui kondisi Ryan," ujar Dia.
Sebelumnya, Sisca sempat menegaskan bahwa dirujuknya Ryan ke rumah sakit tersebut bukan lantaran kliennya gila. "Tidak (gila). Dia itu hanya depresi," tuturnya.
Kisah Ryan mencuat ketika pria yang mengaku lulusan S2 Universitas Indonesia itu meminta MK untuk melegalkan suntik mati sebagai upaya bunuh diri. Keinginannya itu karena dia merasa depresi sejak setahun terakhir tidak memiliki pekerjaan sehingga kesulitan menghidupi kesehariannya yang tinggal sebatang kara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)
