medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari meminta semua pihak menghormati keputusan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden 2014.
"Dalam perspektif konstitusi keputusan MK tentang sengketa hasil pemilu itu final dan mengikat. Saya rasa semua pihak harus menerima dan menghormati keputusan MK tersebut," kata Hajriyanto di Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Dia mengatakan, ketidakpuasan atau kekecewaan atas keputusan MK tersebut adalah hal yang wajar dan sangat bisa dipahami. Namun, rasa kecewa atau tidak puas itu hendaknya diekspresikan secara tepat sesuai dengan prinsip-prinsip negara hukum yang menjunjung tinggi supremasi hukum.
"Kemenangan dan kekalahan dalam politik dan hukum adalah nisbi belaka. Kemenangan politik bukanlah segala-galanya dan kekalahan dalam politik juga bukan kekalahan segalanya," ujarnya.
Hajriyanto mengatakan perjuangan mereka untuk menegakkan pilpres yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sudah dilakukan secara maksimal dan optimal. "Takdir Tuhan menentukan lain. Dan karena itu maka harus menerima keputusan MK tersebut dengan legowo," katanya.
Sementara itu, pihak yang menang menurutnya, sebaiknya tidak sombong dan takabur. Hajriyanto mengingatkan bahwa kemenangan politik dan hukum ini adalah kemenangan di dunia yang fana dan bersifat nisbi maka semua pihak sebaiknya bersikap proporsional.
"Dan sebaiknya kedua pihak baik yang menang maupun yang kalah bersedia untuk saling menyapa dalam semangat persaudaraan dan menenggang perasaan masing-masing. Jangan ada yang jumawa dengan kemenangan ini," ujarnya.
Seperti diketahui, MK menolak seluruh gugatan pasangan Prabowo-Hatta dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU). Putusan itu dihasilkan dari Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim MK yang diputus pada Kamis (21/8/2014).
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari meminta semua pihak menghormati keputusan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden 2014.
"Dalam perspektif konstitusi keputusan MK tentang sengketa hasil pemilu itu final dan mengikat. Saya rasa semua pihak harus menerima dan menghormati keputusan MK tersebut," kata Hajriyanto di Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Dia mengatakan, ketidakpuasan atau kekecewaan atas keputusan MK tersebut adalah hal yang wajar dan sangat bisa dipahami. Namun, rasa kecewa atau tidak puas itu hendaknya diekspresikan secara tepat sesuai dengan prinsip-prinsip negara hukum yang menjunjung tinggi supremasi hukum.
"Kemenangan dan kekalahan dalam politik dan hukum adalah nisbi belaka. Kemenangan politik bukanlah segala-galanya dan kekalahan dalam politik juga bukan kekalahan segalanya," ujarnya.
Hajriyanto mengatakan perjuangan mereka untuk menegakkan pilpres yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sudah dilakukan secara maksimal dan optimal. "Takdir Tuhan menentukan lain. Dan karena itu maka harus menerima keputusan MK tersebut dengan legowo," katanya.
Sementara itu, pihak yang menang menurutnya, sebaiknya tidak sombong dan takabur. Hajriyanto mengingatkan bahwa kemenangan politik dan hukum ini adalah kemenangan di dunia yang fana dan bersifat nisbi maka semua pihak sebaiknya bersikap proporsional.
"Dan sebaiknya kedua pihak baik yang menang maupun yang kalah bersedia untuk saling menyapa dalam semangat persaudaraan dan menenggang perasaan masing-masing. Jangan ada yang jumawa dengan kemenangan ini," ujarnya.
Seperti diketahui, MK menolak seluruh gugatan pasangan Prabowo-Hatta dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU). Putusan itu dihasilkan dari Rapat Permusyawaratan Hakim oleh sembilan Hakim MK yang diputus pada Kamis (21/8/2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)
