Jakarta: Masyarakat diingatkan untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan, bahkan jika telah disuntik vaksin covid-19. Mengabaikan protokol kesehatan setelah divaksin merupakan tindakan keliru.
Seperti diketahui, vaksin Sinovac sudah tiba di Indonesia. Vaksin akan diberikan secara gratis kepada seluruh masyarakat. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin.
Namun demikan, hadirnya vaksin jangan langsung dianggap sebagai angin segar yang dapat segera mengakhiri pandemi covid-19 ini.
Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan covid-19 merupakan virus baru di dunia. Kehadiran vaksin pun tak serta merta dapat mengakhiri pandemi covid-19.
"Kita harus melihat bahwa vaksin adalah salah satu tameng," ujar Wiku, dikutip channel YouTube BNPB Indonesia.
Wiku menekankan, setiap orang harus mempunyai perlindungan yang berlapis pada masa pandemi covid-19. Vaksin merupakan bentuk perlindungan setelah kita menerapkan protokol kesehatan dengan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak), berolahraga, istirahat yang cukup, dan menjaga asupan makanan bergizi.
"Bila sudah disuntik vaksin, tidak serta merta perlindungan lainnya kita tinggalkan. Tidak boleh, karena bisa saja bobol. Belum tentu vaksin mampu melindungi masyarakat 100 persen," ujarnya.
Wiku meyakini pola penerapan protokol kesehatan bisa dilakukan setiap masyarakat secara disiplin. Apalagi masyarakat sudah menjalani pandemi ini selama sembilan bulan.
"Proses belajar selama sembilan hingga 10 bulan, seharusnya sudah terbiasa. Dengan ada vaksin, jadi double," kata Wiku.
Pada masa pandemi ini, pemerintah melalui #satgascovid19 terus mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun.
Jakarta: Masyarakat diingatkan untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan, bahkan jika telah disuntik vaksin covid-19. Mengabaikan protokol kesehatan setelah divaksin merupakan tindakan keliru.
Seperti diketahui, vaksin Sinovac sudah tiba di Indonesia. Vaksin akan diberikan secara gratis kepada seluruh masyarakat. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin.
Namun demikan, hadirnya vaksin jangan langsung dianggap sebagai angin segar yang dapat segera mengakhiri pandemi covid-19 ini.
Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan covid-19 merupakan virus baru di dunia. Kehadiran vaksin pun tak serta merta dapat mengakhiri pandemi covid-19.
"Kita harus melihat bahwa vaksin adalah salah satu tameng," ujar Wiku, dikutip channel YouTube BNPB Indonesia.
Wiku menekankan, setiap orang harus mempunyai perlindungan yang berlapis pada masa pandemi covid-19. Vaksin merupakan bentuk perlindungan setelah kita menerapkan protokol kesehatan dengan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak), berolahraga, istirahat yang cukup, dan menjaga asupan makanan bergizi.
"Bila sudah disuntik vaksin, tidak serta merta perlindungan lainnya kita tinggalkan. Tidak boleh, karena bisa saja bobol. Belum tentu vaksin mampu melindungi masyarakat 100 persen," ujarnya.
Wiku meyakini pola penerapan protokol kesehatan bisa dilakukan setiap masyarakat secara disiplin. Apalagi masyarakat sudah menjalani pandemi ini selama sembilan bulan.
"Proses belajar selama sembilan hingga 10 bulan, seharusnya sudah terbiasa. Dengan ada vaksin, jadi double," kata Wiku.
Pada masa pandemi ini, pemerintah melalui #satgascovid19 terus mengampanyekan #ingatpesanibu. Jangan lupa selalu menerapkan 3M, yakni #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)
