medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan aktivitas manusia di atas muka bumi sangat memengaruhi kualitas udara itu sendiri sehingga berdampak pada pemanasan global.
"Hari Bumi, (kita) sering bicara kualitas udara, perubahan iklim. Aktivitas manusia sangat berpengaruh pada itu semua," katanya usai membuka acara bertajuk Sosialisasi Bidang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kepada Media Massa di Hotel Red Top, Pacenongan, Jakarta Pusat, Selasa, (22/04/2014).
Andi menambahkan terkait dengan perubahan iklim dan kualitas udara, pihaknya telah melakukan suatu penelitian pada saat perayaan Nyepi di Bali. Menurutnya, pada saat Nyepi, tingkat konsentrasi karbon di Bali berkurang sekitar 30%.
"Pada 2013 pada saat Nyepi di Bali karbonnya berkurang. Ternyata kontribusi aktivitas manusia sangat berpengaruh. Saat Nyepi, konsentrasi karbon turun sekitar 30%," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, sambung Andi, pihaknya mencoba untuk mengurangi sumber-sumber yang mengakibatkan perubahan iklim dan pemanasan global. Ia juga mencoba mengadaptasi atau belajar menyesuaikan dengan akibat pemanasan global tersebut.
Andi juga mengimbau agar masyarakat turut memahami potensi bencana. Proses pemahaman tersebut, ujarnya, dilakukan oleh lima pilar diseminasi, yakni pemerintah, swasta, perguruan tinggi, lembaga riset, dan media massa.
Dia mengharapkan lima pilar diseminasi tersebut dapat bersinergi satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan informasi cepat, tepat, akurat bagi masyarakat luas. "Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya bencana agar siap menghadapinya dan tidak terjadinya korban," tandasnya.(Rodhi Aulia)
medcom.id, Jakarta: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan aktivitas manusia di atas muka bumi sangat memengaruhi kualitas udara itu sendiri sehingga berdampak pada pemanasan global.
"Hari Bumi, (kita) sering bicara kualitas udara, perubahan iklim. Aktivitas manusia sangat berpengaruh pada itu semua," katanya usai membuka acara bertajuk Sosialisasi Bidang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kepada Media Massa di Hotel Red Top, Pacenongan, Jakarta Pusat, Selasa, (22/04/2014).
Andi menambahkan terkait dengan perubahan iklim dan kualitas udara, pihaknya telah melakukan suatu penelitian pada saat perayaan Nyepi di Bali. Menurutnya, pada saat Nyepi, tingkat konsentrasi karbon di Bali berkurang sekitar 30%.
"Pada 2013 pada saat Nyepi di Bali karbonnya berkurang. Ternyata kontribusi aktivitas manusia sangat berpengaruh. Saat Nyepi, konsentrasi karbon turun sekitar 30%," ujarnya.
Menyikapi hal tersebut, sambung Andi, pihaknya mencoba untuk mengurangi sumber-sumber yang mengakibatkan perubahan iklim dan pemanasan global. Ia juga mencoba mengadaptasi atau belajar menyesuaikan dengan akibat pemanasan global tersebut.
Andi juga mengimbau agar masyarakat turut memahami potensi bencana. Proses pemahaman tersebut, ujarnya, dilakukan oleh lima pilar diseminasi, yakni pemerintah, swasta, perguruan tinggi, lembaga riset, dan media massa.
Dia mengharapkan lima pilar diseminasi tersebut dapat bersinergi satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan informasi cepat, tepat, akurat bagi masyarakat luas. "Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya bencana agar siap menghadapinya dan tidak terjadinya korban," tandasnya.(Rodhi Aulia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
