medcom.id, Jakarta: Kusmayadi alias Agus, tersangka pembunuhan sekaligus mutilasi terhadap Nur Astiyah di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten dijerat pasal pembunuhan berencana. Dia terancam hukuman mati.
"Terhadap pelaku kami kenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP pembunuhan biasa," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jumat (22/4/2016).
Krishna menjelaskan, alasan polisi menjerat dengan pasal pembunuhan berencana lantaran Kusmayadi sempat bertanya pada dua pegawainya soal pembunuhan.
"Karena dari keterangan pelaku ada yang tidak sinkron antara kalap membunuh langsung dengan keterangan saksi lain, atas nama VA dan ER yang menjelaskan pelaku sudah beberapa kali bicara, bertanya kalau membunuh dosa enggak, sudah pernah membunuh belum. Artinya pikiran membunuh sudah ada, niatnya sudah ada," jelas Krishna.
"Ancaman hukuman Pasal 340 KUHP itu hukuman mati atau penjara seumur hidup maksimalnya, modus seperti ini kami berkeyakinan yang bersangkutan layak mendapat hukuman seberat-beratnya."
Polisi menangkap Kusmayadi alias Agus saat berada di rumah makan Padang, di Surabaya, Jawa Timur. Dalam pelarian selama tujuh hari di Surabaya, Jawa Timur, ia sempat menyambangi mantan pacarnya.
Kusmayadi tidak menampakkan penyesalan usai memutilasi seorang wanita yang hamil tujuh bulan. Tidak ada raut penyesalan dari wajah Kusmayadi.
Kusmayadi tiba Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis 21 April, sekitar pukul 15.50 WIB. Kusmayadi tiba dengan menggunakan penutup wajah berwarna hitam dan mengenakan baju putih. Pelaku datang dengan pengawalan ketat anggota polisi bersenjata.
Sebelumnya, Nur Astiyah ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan Kamis pagi 14 April. Perempuan yang diketahui tengah hamil tujuh bulan itu tewas dimutilasi di kontrakannya kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.
medcom.id, Jakarta: Kusmayadi alias Agus, tersangka pembunuhan sekaligus mutilasi terhadap Nur Astiyah di Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten dijerat pasal pembunuhan berencana. Dia terancam hukuman mati.
"Terhadap pelaku kami kenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP pembunuhan biasa," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jumat (22/4/2016).
Krishna menjelaskan, alasan polisi menjerat dengan pasal pembunuhan berencana lantaran Kusmayadi sempat bertanya pada dua pegawainya soal pembunuhan.
"Karena dari keterangan pelaku ada yang tidak sinkron antara kalap membunuh langsung dengan keterangan saksi lain, atas nama VA dan ER yang menjelaskan pelaku sudah beberapa kali bicara, bertanya kalau membunuh dosa enggak, sudah pernah membunuh belum. Artinya pikiran membunuh sudah ada, niatnya sudah ada," jelas Krishna.
"Ancaman hukuman Pasal 340 KUHP itu hukuman mati atau penjara seumur hidup maksimalnya, modus seperti ini kami berkeyakinan yang bersangkutan layak mendapat hukuman seberat-beratnya."
Polisi menangkap Kusmayadi alias Agus saat berada di rumah makan Padang, di Surabaya, Jawa Timur. Dalam pelarian selama tujuh hari di Surabaya, Jawa Timur, ia sempat menyambangi mantan pacarnya.
Kusmayadi tidak menampakkan penyesalan usai memutilasi seorang wanita yang hamil tujuh bulan. Tidak ada raut penyesalan dari wajah Kusmayadi.
Kusmayadi tiba Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis 21 April, sekitar pukul 15.50 WIB. Kusmayadi tiba dengan menggunakan penutup wajah berwarna hitam dan mengenakan baju putih. Pelaku datang dengan pengawalan ketat anggota polisi bersenjata.
Sebelumnya, Nur Astiyah ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan Kamis pagi 14 April. Perempuan yang diketahui tengah hamil tujuh bulan itu tewas dimutilasi di kontrakannya kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)
