medcom.id, Blitar: Sebelum kemerdekaan diproklamasikan dan menjadi Presiden RI, Soekarno telah memperkenalkan konsep Pancasila. Pidatonya tentang Pancasila, Presiden Jokowi kutip dalam upacara peringatan Hari Pancasila.
"Pancasila, itulah yang berkobar-kobar dalam dada saya sejak berpuluh-puluh tahun. Diterima atau tidak, terserah saudara-saudara. Tetapi saya insyaf se-insyaf-insyafnya, bahwa tidak menjelma menjadi realitet bila tidak dengan perjuangan," kutip Jokowi.
Upacara berlangsung di alun-alun Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6/2015). Pidato yang Jokowi kutip, disampaikan Soekarno di hadapan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945 yang kemudian dijadikan hari lahir Pancasila.
Dari kutipan itu Jokowi mengatakan bahwa tidak ada satu pun dasar negara yang menjadi pegangan warga negara tanpa ada perjuangan. "Mengimplementasikan Pancasila perlu perjuangan. Kalau pun sudah tidak berarti perjuangan selesai," katanya.
Mewujudkan cita-cita itu, lanjut Jokowi, bukan jalan yang mudah. Perjuangan melalui jalan mendaki. Kita tidak boleh berhenti. "Cita-cita kita bersama untuk membumikan Pancasila sehingga menjadi realitet," tambahnya.
Perjuangan itu, menurut Jokowi, memerlukan dua hal pokok. Pertama, persatuan Indonesia. Indonesia bukan negeri yang dibangun untuk satu golongan atau beberapa kelompok saja. Republik ini memerlukan kesatuan, gotong royong, semua elemen bangsa.
Kedua, keberanian untuk menjebol dan membangun. Jokowi kembali mengutip ucapan Bung Karno, "Pergerakan kita janganlah pergerakan yang kecil-kecilan. Pergerakan kita haruslah pada hakekatnya pergerakan yang ingin mengubah sifatnya masyarakat".
Upacara dihadiri oleh pimpinan MPR dan lembaga tinggi negara. Hadir pula Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani sebagai wakil keluarga besar Soekarno.
medcom.id, Blitar: Sebelum kemerdekaan diproklamasikan dan menjadi Presiden RI, Soekarno telah memperkenalkan konsep Pancasila. Pidatonya tentang Pancasila, Presiden Jokowi kutip dalam upacara peringatan Hari Pancasila.
"Pancasila, itulah yang berkobar-kobar dalam dada saya sejak berpuluh-puluh tahun. Diterima atau tidak, terserah saudara-saudara. Tetapi saya insyaf se-insyaf-insyafnya, bahwa tidak menjelma menjadi realitet bila tidak dengan perjuangan," kutip Jokowi.
Upacara berlangsung di alun-alun Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6/2015). Pidato yang Jokowi kutip, disampaikan Soekarno di hadapan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945 yang kemudian dijadikan hari lahir Pancasila.
Dari kutipan itu Jokowi mengatakan bahwa tidak ada satu pun dasar negara yang menjadi pegangan warga negara tanpa ada perjuangan. "Mengimplementasikan Pancasila perlu perjuangan. Kalau pun sudah tidak berarti perjuangan selesai," katanya.
Mewujudkan cita-cita itu, lanjut Jokowi, bukan jalan yang mudah. Perjuangan melalui jalan mendaki. Kita tidak boleh berhenti. "Cita-cita kita bersama untuk membumikan Pancasila sehingga menjadi realitet," tambahnya.
Perjuangan itu, menurut Jokowi, memerlukan dua hal pokok. Pertama, persatuan Indonesia. Indonesia bukan negeri yang dibangun untuk satu golongan atau beberapa kelompok saja. Republik ini memerlukan kesatuan, gotong royong, semua elemen bangsa.
Kedua, keberanian untuk menjebol dan membangun. Jokowi kembali mengutip ucapan Bung Karno, "Pergerakan kita janganlah pergerakan yang kecil-kecilan. Pergerakan kita haruslah pada hakekatnya pergerakan yang ingin mengubah sifatnya masyarakat".
Upacara dihadiri oleh pimpinan MPR dan lembaga tinggi negara. Hadir pula Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani sebagai wakil keluarga besar Soekarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)
