Tradisi Fang Sheng Membawa Berkah

medcom.id, Jakarta: Mata Maria terpejam, bibirnya komat-kamit. Sesekali, ia membuka matanya dan memandang ke arah langit. Sementara bibirnya masih terus bergerak. Perlahan, Maria mulai membuka kotak plastik yang sedari tadi ia bawa. Satu persatu burung pipit mengepakkan sayapnya, berpencar ke langit. Dalam tradisi etnis Tionghoa, tradisi melepas burung pipit disebut Fang Sheng. Konon, melepas burung ke alam bebas bisa menjauhkan diri dari bala. Ada juga yang percaya, Fang Sheng bisa membawa keberuntungan dan keberkahan. Kepercayaan itulah yang hingga kini masih dipegang Maria. “Tadi berdoa supaya di tahun baru ini diberi kesehatan. Bisnis lancar,” kata Maria kepada Metrotvnews.com di Vihara Dharma Bakti, Jakarta Barat, Kamis (26/1/2017). Tak hanya Maria, sejumlah umat yang datang ke Vihara Dharma Bakti juga melakukan ritual serupa. Sebelum melepas burung pipit ke alam, mereka akan berdoa terlebih dahulu, memohon pada Thian. Selain burung pipit, umat Tionghoa juga bisa melepas kura-kura, kelinci, atau merpati. “Tapi kalau di sini biasanya pipit karena adanya ya penjual pipit saja,” ujarnya. Ritual ini akan ramai dilakukan pada hari H Imlek. Bahkan, umat Tionghoa bisa melepas burung hingga 100 ekor sekaligus. “Semakin banyak semakin bagus,” imbuhnya.   Penjual Burung Pipit Untung Besar Tradisi Fang Sheng rupanya membawa berkah bagi pedagang burung pipit. Belum hari H perayaan tahun baru Imlek, pedagang burung pipit sudah untung besar. Sam, salah satu pedagang mengaku bisa menjual burung pipit empat ribu ekor dalam sehari. Penjualan akan terus meningkat hingga perayaan imlek. Pria berusia 17 tahun itu membanderol satu ekor burung pipit seharga Rp1.500. Bila dihitung, Sam bisa mengantongi Rp6 juta sehari. “Kalau hari biasa paling cuma terjual seribu ekor. Sekarang mah lumayan,” tutur Sam seraya tersenyum. Karena permintaan sedang tinggi-tingginya, Sam sengaja mendatangkan burung pipit langsung dari Mojokerto. “Kami langsung dari asalnya biar bisa pesan banyak sekaligus,” pungkasnya.