Jakarta: Pada masa liburan, tingkat kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan cenderung menurun. Hal ini memicu melonjaknya kasus positif virus korona (covid-19) usai liburan panjang.
Protokol kesehatan yang dimaksud yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Kepatuhan menggunakan masker kerap mengalami penurunan. Begitu juga kedisplinan setiap orang untuk menjaga jarak.
"Menggunakan masker dan mencuci tangan merupakan keputusan individu. Tapi ketika menjaga jarak, itu keputusan bersaama. Ketika tidak bisa menjaga jarak, di situ ada keputusan orang lain juga," ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi, pada channel YouTube BNPB Indonesia.
Dalam situasi tertentu, diri pribadi mungkin sudah berusaha menjaga jarak. Namun belum tentu orang lain bisa menerapkan hal serupa, sehingga upaya menghindari kerumunan sulit dilakukan, khususnya pada masa liburan.
"Padahal, potensi tertular di kerumunan itu lebih tinggi. Covid-19 beda dengan penyakit lain yang menunjukkan ada gejala. Penularan virus ini lebih banyak tidak menunjukkan gejala, harus dites dulu baru tahu hasilnya positif," ujar Sonny.
Karena sulit menghindari kerumunan, sebaiknya setiap orang tetap di rumah saja pada liburan Natal dan tahun baru. Berada di rumah saja akan memperkecil risiko tertular covid-19.
Saat berlibur di tengah pandemi, ingatlah selalu untuk menerapkan 3M, yaitu #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun untuk mencegah penularan covid-19 sesuai anjuran pemerintah melalui #satgascovid19.
Jakarta: Pada masa liburan, tingkat kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan cenderung menurun. Hal ini memicu melonjaknya kasus positif virus korona (covid-19) usai liburan panjang.
Protokol kesehatan yang dimaksud yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Kepatuhan menggunakan masker kerap mengalami penurunan. Begitu juga kedisplinan setiap orang untuk menjaga jarak.
"Menggunakan masker dan mencuci tangan merupakan keputusan individu. Tapi ketika menjaga jarak, itu keputusan bersaama. Ketika tidak bisa menjaga jarak, di situ ada keputusan orang lain juga," ujar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi, pada channel YouTube BNPB Indonesia.
Dalam situasi tertentu, diri pribadi mungkin sudah berusaha menjaga jarak. Namun belum tentu orang lain bisa menerapkan hal serupa, sehingga upaya menghindari kerumunan sulit dilakukan, khususnya pada masa liburan.
"Padahal, potensi tertular di kerumunan itu lebih tinggi. Covid-19 beda dengan penyakit lain yang menunjukkan ada gejala. Penularan virus ini lebih banyak tidak menunjukkan gejala, harus dites dulu baru tahu hasilnya positif," ujar Sonny.
Karena sulit menghindari kerumunan, sebaiknya setiap orang tetap di rumah saja pada liburan Natal dan tahun baru. Berada di rumah saja akan memperkecil risiko tertular covid-19.
Saat berlibur di tengah pandemi, ingatlah selalu untuk menerapkan 3M, yaitu #pakaimasker, #jagajarak dan #jagajarakhindarikerumunan, serta #cucitangan dan #cucitanganpakaisabun untuk mencegah penularan covid-19 sesuai anjuran pemerintah melalui #satgascovid19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)
