medcom.id, Jakarta: Kemajemukan menganut agama di Indonesia tak hanya mengalirkan energi dalam setiap aktivitas. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin berpesan agama harus menjadi perekat sosial.
"Agama harus menjadi bagian dari perekat konsolidasi, persatuan dan kesatuan demi terwujudnya cita-cita bangsa dan cita-cita agama," ujar Kamaruddin dalam khotbah salat Iduladha di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat 1 September 2017.
Di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamaruddin mengingatkan refleksi keagamaan dan kebangsaan harus bersinergi untuk mewujudkan cita-cita bersama. Realisasi menggapai cita-cita bersama itu bisa diwujudkan dengan berkurban.
Perayaan Iduladha menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk pasrah dan tunduk atas perintah Allah SWT. Agama, kata dia, jangan menjadi pembenaran untuk mewujudkan ambisi pribadi atas kecintaan yang berlebihan pada duniawi semata.
Dalam konteks keberagaman di Indonesia, agama harus dibingkai pada satu kebangsaan yang majemuk. Tujuan beragama ialah menciptakan kemaslahatan umat manusia di muka bumi.
"Hanya dengan berbangsa dan bernegera amanah tersebut dapat diwujudkan," tegas dia.
Menurut dia, menjadi umat yang beragama tak bisa mengabaikan bernegara. Pun berbangsa dan bernegara yang mengedepankan agama sebagai inspirasi untuk merefleksikan kebangsaan.
"Ini lah takdir Indonesia negara yang religius. Tidak ada pilihan lain bagi seluruh warga bangsa yang beragama untuk merefleksikan keagamaannya dengan menghargai realitas dan hakekat Indonesia yakni kebinekaan. Segala upaya untuk memarginalkan peran agama dalam ruang sosial politik tidak akan berhasil, karena identitas hakiki orang Indonesia adalah beragama," jelas Kamaruddin.
medcom.id, Jakarta: Kemajemukan menganut agama di Indonesia tak hanya mengalirkan energi dalam setiap aktivitas. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin berpesan agama harus menjadi perekat sosial.
"Agama harus menjadi bagian dari perekat konsolidasi, persatuan dan kesatuan demi terwujudnya cita-cita bangsa dan cita-cita agama," ujar Kamaruddin dalam khotbah salat Iduladha di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat 1 September 2017.
Di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamaruddin mengingatkan refleksi keagamaan dan kebangsaan harus bersinergi untuk mewujudkan cita-cita bersama. Realisasi menggapai cita-cita bersama itu bisa diwujudkan dengan berkurban.
Perayaan Iduladha menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk pasrah dan tunduk atas perintah Allah SWT. Agama, kata dia, jangan menjadi pembenaran untuk mewujudkan ambisi pribadi atas kecintaan yang berlebihan pada duniawi semata.
Dalam konteks keberagaman di Indonesia, agama harus dibingkai pada satu kebangsaan yang majemuk. Tujuan beragama ialah menciptakan kemaslahatan umat manusia di muka bumi.
"Hanya dengan berbangsa dan bernegera amanah tersebut dapat diwujudkan," tegas dia.
Menurut dia, menjadi umat yang beragama tak bisa mengabaikan bernegara. Pun berbangsa dan bernegara yang mengedepankan agama sebagai inspirasi untuk merefleksikan kebangsaan.
"Ini lah takdir Indonesia negara yang religius. Tidak ada pilihan lain bagi seluruh warga bangsa yang beragama untuk merefleksikan keagamaannya dengan menghargai realitas dan hakekat Indonesia yakni kebinekaan. Segala upaya untuk memarginalkan peran agama dalam ruang sosial politik tidak akan berhasil, karena identitas hakiki orang Indonesia adalah beragama," jelas Kamaruddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
