medcom.id, Jakarta: Dua Organisasi Masyarakat Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah tengah melakukan perhelatan Muktamar di waktu yang bersamaan. Kendati sedang sibuk mengurusi persoalan internal, dua ormas ini diminta saling melengkapi satu sama lain dalam menghadapi tantangan global.
"Dua Ormas Islam terbesar di Indonesia ini didirikan oleh dua murid dari guru yang sama: Kyai Saleh Darat Semarang. Tentu sangat relevan bila kita berharap persatuan dan kesatuan bangsa ini bisa dimulai dari dua ormas ini. Karena punya basis pengetahuan yang sama," kata Anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Fikri Faqih kepada Metrotvnews.com, Minggu (2/8/2015).
Meski memiliki guru dan basis pengetahuan yang sama, namun dalam praktiknya, dua ormas ini memiliki perbedaan-perbedaan dalam mewarnai kehidupan bangsa dan bernegara. Lebih lanjut, Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, yakin perbedaan itu saling melengkapi.
"Bila bersinergi tentu menjadi kekuatan bangsa di tengah persaingan global yang menghadang di depan kita," ungkap dia.
Dengan demikian, Fakih berharap dari momentum muktamar ini, muncul pemimpin yang tidak hanya dapat diterima secara internal. Tapi juga pemimpin yang mampu merekatkan kalangan-kalangan lain, yang berada di luar kelompoknya.
"Hal itu guna membangun pondasi ketahanan bangsa ini, dan menghadapi persaingan global yang semakin menantang serta mencemaskan semua pihak," pungkas dia.
Diketahui, Nahdlatul Ulama menggelar Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur. Yaitu dari Sabtu (1/8/2015) hingga Selasa (4/8/2015). Sementara itu, Muhammadiyah menggelar Muktamar ke-47 dan akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo, Senin (3/8/2015) di Makassar, Sulawesi Selatan.
medcom.id, Jakarta: Dua Organisasi Masyarakat Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah tengah melakukan perhelatan Muktamar di waktu yang bersamaan. Kendati sedang sibuk mengurusi persoalan internal, dua ormas ini diminta saling melengkapi satu sama lain dalam menghadapi tantangan global.
"Dua Ormas Islam terbesar di Indonesia ini didirikan oleh dua murid dari guru yang sama: Kyai Saleh Darat Semarang. Tentu sangat relevan bila kita berharap persatuan dan kesatuan bangsa ini bisa dimulai dari dua ormas ini. Karena punya basis pengetahuan yang sama," kata Anggota Komisi VIII DPR RI, Abdul Fikri Faqih kepada
Metrotvnews.com, Minggu (2/8/2015).
Meski memiliki guru dan basis pengetahuan yang sama, namun dalam praktiknya, dua ormas ini memiliki perbedaan-perbedaan dalam mewarnai kehidupan bangsa dan bernegara. Lebih lanjut, Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, yakin perbedaan itu saling melengkapi.
"Bila bersinergi tentu menjadi kekuatan bangsa di tengah persaingan global yang menghadang di depan kita," ungkap dia.
Dengan demikian, Fakih berharap dari momentum muktamar ini, muncul pemimpin yang tidak hanya dapat diterima secara internal. Tapi juga pemimpin yang mampu merekatkan kalangan-kalangan lain, yang berada di luar kelompoknya.
"Hal itu guna membangun pondasi ketahanan bangsa ini, dan menghadapi persaingan global yang semakin menantang serta mencemaskan semua pihak," pungkas dia.
Diketahui, Nahdlatul Ulama menggelar Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur. Yaitu dari Sabtu (1/8/2015) hingga Selasa (4/8/2015). Sementara itu, Muhammadiyah menggelar Muktamar ke-47 dan akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo, Senin (3/8/2015) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
