Jakarta: Memiliki keterbatasan fisik bukan penghalang bagi seseorang untuk tetap berkarya dan bekerja. Selama ada kemauan dan usaha untuk bisa hidup mandiri, semua tantangan bisa dilewati.
Migel Arifen Aries Dano, atau biasa di sapa Miji, merupakan seorang tuna netra berumur 33 tahun asal pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Miji lahir dengan keadaan normal dan tidak dalam keadaan tuna netra.
Miji harus merelakan penglihatan dan merasakan menjadi tunanetra saat duduk di bangku SMA karena ditampar gurunya. "Saya dipukul oleh seorang guru kelas saya karena saya waktu itu terlambat masuk. Setelah dipukul saya langsung mengalami gangguan pengelihatan,” kata Miji dalam acara Kick Andy, Minggu, 26 September 2021.
Miji saat itu juga dikeluarkan secara paksa oleh sekolah dikarenakan keterbatasan fisik yang dimilikinya. Miji mencoba berobat hingga ke Surabaya, tapi tidak membuahkan hasil.
Keterbatasan, tak membuat Miji patah arang. Demi meraih mimpinya, Miji belajar huruf braille serta ponsel dan laptop untuk tunanetra.
“Aku dengar kabur ya dari bapak. Di Rote, kabur ke Kupang. Mau bikin apa di Kupang?” tanya host Kick Andy, Andy F Noya.
“Jadi saya kabur ke Kupang karena bapak tidak setuju saya untuk sekolah di Rote, Akhirnya saya kabur ke Kupang dengan tujuan untuk mencari Sekolah Luar Biasa (SLB) dan melanjutkan lagi pendidikan” jawab Miji
Setelah lulus dari SLB, Miji tidak berhenti begitu saja tapi Miji melanjutkan hingga ke Perguruan Tinggi.
Satu kesempatan, Miji mengikuti pelatihan komputer yang diselenggarakan oleh BAKTI Kominfo. Saat mengikuti program pelatihan dan kompetisi e-commerce, Miji mampu meraih juara 2.
Dari hasil pelatihan, Miji mulai mengaplikasikan untuk membangun usaha. Ia pun membuat ikan sei atau ikan asap serta menjualnya di media sosial. Miji pun mampu sukses.
Keterbatasan bukanlah halangan untuk berkarya dan berusaha. (Raja Alif Budhoyo)
Jakarta: Memiliki keterbatasan fisik bukan penghalang bagi seseorang untuk tetap berkarya dan bekerja. Selama ada kemauan dan usaha untuk bisa hidup mandiri, semua tantangan bisa dilewati.
Migel Arifen Aries Dano, atau biasa di sapa Miji, merupakan seorang tuna netra berumur 33 tahun asal pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Miji lahir dengan keadaan normal dan tidak dalam keadaan tuna netra.
Miji harus merelakan penglihatan dan merasakan menjadi tunanetra saat duduk di bangku SMA karena ditampar gurunya. "Saya dipukul oleh seorang guru kelas saya karena saya waktu itu terlambat masuk. Setelah dipukul saya langsung mengalami gangguan pengelihatan,” kata Miji dalam acara Kick Andy, Minggu, 26 September 2021.
Miji saat itu juga dikeluarkan secara paksa oleh sekolah dikarenakan keterbatasan fisik yang dimilikinya. Miji mencoba berobat hingga ke Surabaya, tapi tidak membuahkan hasil.
Keterbatasan, tak membuat Miji patah arang. Demi meraih mimpinya, Miji belajar huruf braille serta ponsel dan laptop untuk tunanetra.
“Aku dengar kabur ya dari bapak. Di Rote, kabur ke Kupang. Mau bikin apa di Kupang?” tanya
host Kick Andy, Andy F Noya.
“Jadi saya kabur ke Kupang karena bapak tidak setuju saya untuk sekolah di Rote, Akhirnya saya kabur ke Kupang dengan tujuan untuk mencari Sekolah Luar Biasa (SLB) dan melanjutkan lagi pendidikan” jawab Miji
Setelah lulus dari SLB, Miji tidak berhenti begitu saja tapi Miji melanjutkan hingga ke Perguruan Tinggi.
Satu kesempatan, Miji mengikuti pelatihan komputer yang diselenggarakan oleh BAKTI Kominfo. Saat mengikuti program pelatihan dan kompetisi e-commerce, Miji mampu meraih juara 2.
Dari hasil pelatihan, Miji mulai mengaplikasikan untuk membangun usaha. Ia pun membuat ikan sei atau ikan asap serta menjualnya di media sosial. Miji pun mampu sukses.
Keterbatasan bukanlah halangan untuk berkarya dan berusaha.
(Raja Alif Budhoyo) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)
