Jakarta: Direktur pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi membeberkan resep pihaknya mampu bertahan di era digital. Media Indonesia melakukan konvergensi melalui sinergi dengan platform di bawah Media Group News, yakni Metro TV, Medcom.id, dan Lampung Post.
"Di antara platfrom yang sama membangun kolaborasi, sehingga membangun suatu kekuatan," ujar Gaudensius di Ruang Redaksi Media Indonesia, Selasa, 19 Januari 2021.
Ia menyebut sinergi media dengan beragam platform itu sangat dirasakan pengaruhnya. Misalnya, saat musibah banjir melanda kompleks Gedung Metro TV pada 1 Januari 2020. Musibah itu sempat membuat produksi berita terhenti.
"Percetakan kami lumpuh tidak bisa dilakukan sama sekali, tetapi kami harus bekerja," tuturnya.
Selain itu, pandemi covid-19 pada Maret 2020 juga berdampak besar pada proses produksi berita di redaksi Media Indonesia. Seluruh pegawai diputuskan untuk bekerja dari rumah.
"Kami mengambil keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seluruh operasional dilakukan dari rumah. Tidak ada lagi kegiatan di kantor," tuturnya.
Gaudensius mengatakan dua momentum besar itu melahirkan wajah baru bagi media cetak berusia 51 tahun itu. Kini, Media Indonesia telah menyapa pembaca melalui elektronik koran (e-paper).
"Setiap saat kita melakukan perubahan, terutama dalam media cetak, bukan hanya isinya tapi penampilan koran. Kami tetap mempertahankan itu," tuturnya.
Ia memastikan wajah baru itu tidak akan memengaruhi kualitas informasi yang disajikan Media Indonesia. Setiap informasi dipastikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kami selalu memastikan seluruh pemberitaan Media Indonesia melewati proses yang panjang terutama proses verifikasi, kami dapat mempertanggungjawabkan seluruh informasi yang disampaikan oleh Media Indonesia," ujar dia.
Jakarta: Direktur pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi membeberkan resep pihaknya mampu bertahan di era digital. Media Indonesia melakukan konvergensi melalui sinergi dengan platform di bawah
Media Group News, yakni Metro TV, Medcom.id, dan Lampung Post.
"Di antara platfrom yang sama membangun kolaborasi, sehingga membangun suatu kekuatan," ujar Gaudensius di Ruang Redaksi
Media Indonesia, Selasa, 19 Januari 2021.
Ia menyebut sinergi media dengan beragam platform itu sangat dirasakan pengaruhnya. Misalnya, saat musibah banjir melanda kompleks Gedung Metro TV pada 1 Januari 2020. Musibah itu sempat membuat produksi berita terhenti.
"Percetakan kami lumpuh tidak bisa dilakukan sama sekali, tetapi kami harus bekerja," tuturnya.
Selain itu, pandemi covid-19 pada Maret 2020 juga berdampak besar pada proses produksi berita di redaksi Media Indonesia. Seluruh pegawai diputuskan untuk bekerja dari rumah.
"Kami mengambil keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seluruh operasional dilakukan dari rumah. Tidak ada lagi kegiatan di kantor," tuturnya.
Gaudensius mengatakan dua momentum besar itu melahirkan wajah baru bagi media cetak berusia 51 tahun itu. Kini, Media Indonesia telah menyapa pembaca melalui elektronik koran (e-paper).
"Setiap saat kita melakukan perubahan, terutama dalam media cetak, bukan hanya isinya tapi penampilan koran. Kami tetap mempertahankan itu," tuturnya.
Ia memastikan wajah baru itu tidak akan memengaruhi kualitas informasi yang disajikan Media Indonesia. Setiap informasi dipastikan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Kami selalu memastikan seluruh pemberitaan Media Indonesia melewati proses yang panjang terutama proses verifikasi, kami dapat mempertanggungjawabkan seluruh informasi yang disampaikan oleh Media Indonesia," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
