medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (22/4/2015).
Mengawali pidatonya, Jokowi mengenang perjuangan Presiden pertama RI Soekarno dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di hadapan puluhan kepala negara Asia Afrika dan organisasi internasional.
Bung Karno juga yang memprakarsai KAA pertama di Bandung, Jawa Barat, pada 1955.
"60 tahun lalu, Bapak Bangsa kami Bung Karno mencetuskan gagasan tersebut demi mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka. Lalu untuk memperjuangkan KAA di Bandung," katanya.
Jokowi (kanan) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kerajaan Kamboja Samdech Hun Sen di JCC, Selasa (21/4) MI/Rommy Pujianto
Jokowi mengungkapkan, negara di kawasan Asia Afrika harus tetap berjuang meski kemerdekaan sudah di tangan. Mengingat masih banyak ketidakadilan dan ketidaksetaraan global antara belahan bumi timur dan barat.
"Perjuangan kita belum selesai. Dunia yang kita warisi masih sarat dengan ketidakadilan dan ketidakseimbangan global masih terpampang," tegasnya.
"Ketika negara-negara kaya, sementara 1,2 miliar jiwa tidak berdaya. Semakin kasat mata ketika ada sekelompk negara kaya, maka ketidakseimbangan global makin terlihat ketika PBB tidak berjaya," sambung dia.
Untuk itu, Jokowi mengajak delegasi KAA mendesak reformasi PBB demi menciptakan keadilan dan keseimbangan dunia.
"Kami bangsa Asia Afrika mendesak reformasi PBB. Agar berfungsi secara maksimal menjadi badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua," papar dia.
Setidaknya 100 wakil negara peserta dan 19 organisasi internasional mengikuti KAA selama empat hari sejak 19-24 April 2015. Rangkaian acara KAA akan berakhir di Bandung.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (22/4/2015).
Mengawali pidatonya, Jokowi mengenang perjuangan Presiden pertama RI Soekarno dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di hadapan puluhan kepala negara Asia Afrika dan organisasi internasional.
Bung Karno juga yang memprakarsai KAA pertama di Bandung, Jawa Barat, pada 1955.
"60 tahun lalu, Bapak Bangsa kami Bung Karno mencetuskan gagasan tersebut demi mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka. Lalu untuk memperjuangkan KAA di Bandung," katanya.
Jokowi (kanan) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kerajaan Kamboja Samdech Hun Sen di JCC, Selasa (21/4) MI/Rommy Pujianto
Jokowi mengungkapkan, negara di kawasan Asia Afrika harus tetap berjuang meski kemerdekaan sudah di tangan. Mengingat masih banyak ketidakadilan dan ketidaksetaraan global antara belahan bumi timur dan barat.
"Perjuangan kita belum selesai. Dunia yang kita warisi masih sarat dengan ketidakadilan dan ketidakseimbangan global masih terpampang," tegasnya.
"Ketika negara-negara kaya, sementara 1,2 miliar jiwa tidak berdaya. Semakin kasat mata ketika ada sekelompk negara kaya, maka ketidakseimbangan global makin terlihat ketika PBB tidak berjaya," sambung dia.
Untuk itu, Jokowi mengajak delegasi KAA mendesak reformasi PBB demi menciptakan keadilan dan keseimbangan dunia.
"Kami bangsa Asia Afrika mendesak reformasi PBB. Agar berfungsi secara maksimal menjadi badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi kita semua," papar dia.
Setidaknya 100 wakil negara peserta dan 19 organisasi internasional mengikuti KAA selama empat hari sejak 19-24 April 2015. Rangkaian acara KAA akan berakhir di Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
