Jakarta: Masyarakat harus peka terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah terorisme. Sebab, masyarakatlah yang paling mengetahui kondisi di lingkungan.
"Tidak mungkin hanya menyerahkan kepada aparat keamanan, karena sasarannya adalah masyarakat dan terjadi di lingkungan masyarakat," kata pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta, seperti dilansir Antara, Jumat, 2 April 2021.
Namun, kata Stanislaus, pencegahan bukan berarti terlibat dalam aksi penindakan. Masyarakat perlu dibekali kemampuan untuk deteksi dini dan ketahanan ideologi.
"Sehingga, ketika ada paparan atau doktrinasi paham radikal, masyarakat tidak terpengaruh. Sekaligus bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Sedangkan, langkah yang bisa dilakukan saat ini, menurut dia, pemerintah bersama-sama dengan tokoh agama menyatakan bahwa paham radikal yang membenarkan terorisme adalah salah. Radikalisme bukan ajaran agama dan melanggar hukum.
Setelah sepakat radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama, maka masyarakat dibekali dengan kemampuan untuk deteksi dini paham radikalisme dan terorisme. "Sehingga menjadi peka jika ada anggota keluarga atau masyarakat sekitar yang mempunyai ideologi tersebut," katanya.
Menurut Stanislaus, konflik sosial bisa dihindari jika memang pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sudah sepakat bahwa ajaran radikalisme terorisme bertentangan dengan agama.
"Jika ini terus digaungkan maka masyarakat akan paham dan sadar dan tidak akan mengikuti dan mendukung kelompok tersebut," lanjut dia.
Baca: Polda Kalteng Perketat Penjagaan Pintu Masuk
Stanislaus mengistilahkan bahwa masyarakat perlu membangun radar sosial. "Untuk memastikan keluarga dan lingkungannya tidak terpapar paham radikal yang mengarah pada terorisme."
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap banyak terduga teroris di beberapa daerah. Terduga teroris diketahui tinggal di kawasan permukiman. Masyarakat sering tidak mengetahui ternyata tetangganya diduga terkait aksi terorisme.
Jakarta: Masyarakat harus peka terhadap lingkungan sekitar untuk mencegah
terorisme. Sebab, masyarakatlah yang paling mengetahui kondisi di lingkungan.
"Tidak mungkin hanya menyerahkan kepada aparat keamanan, karena sasarannya adalah masyarakat dan terjadi di lingkungan masyarakat," kata pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta, seperti dilansir Antara, Jumat, 2 April 2021.
Namun, kata Stanislaus, pencegahan bukan berarti terlibat dalam aksi penindakan. Masyarakat perlu dibekali kemampuan untuk deteksi dini dan ketahanan ideologi.
"Sehingga, ketika ada paparan atau doktrinasi paham radikal, masyarakat tidak terpengaruh. Sekaligus bisa berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Sedangkan, langkah yang bisa dilakukan saat ini, menurut dia, pemerintah bersama-sama dengan tokoh agama menyatakan bahwa paham radikal yang membenarkan terorisme adalah salah. Radikalisme bukan ajaran agama dan melanggar hukum.
Setelah sepakat radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama, maka masyarakat dibekali dengan kemampuan untuk deteksi dini paham radikalisme dan terorisme. "Sehingga menjadi peka jika ada anggota keluarga atau masyarakat sekitar yang mempunyai ideologi tersebut," katanya.
Menurut Stanislaus, konflik sosial bisa dihindari jika memang pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sudah sepakat bahwa ajaran radikalisme terorisme bertentangan dengan agama.
"Jika ini terus digaungkan maka masyarakat akan paham dan sadar dan tidak akan mengikuti dan mendukung kelompok tersebut," lanjut dia.
Baca:
Polda Kalteng Perketat Penjagaan Pintu Masuk
Stanislaus mengistilahkan bahwa masyarakat perlu membangun radar sosial. "Untuk memastikan keluarga dan lingkungannya tidak terpapar paham radikal yang mengarah pada terorisme."
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap banyak terduga teroris di beberapa daerah. Terduga teroris diketahui tinggal di kawasan permukiman. Masyarakat sering tidak mengetahui ternyata tetangganya diduga terkait aksi terorisme.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)