Warga asal Ancol, Nur Kholik, nekat mengemudikan bajaj untuk membawa istri dan dua rekannya mudik ke Pemalang, Jawa Tengah, di Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (15/4/2022). (ANTARA/Abdu Faisal)
Warga asal Ancol, Nur Kholik, nekat mengemudikan bajaj untuk membawa istri dan dua rekannya mudik ke Pemalang, Jawa Tengah, di Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (15/4/2022). (ANTARA/Abdu Faisal)

Pemudik asal Ancol Nekat Kemudikan Bajaj ke Jawa Tengah

Antara • 16 April 2023 00:59
Jakarta: Nur Kholik, 33, warga Kampung Muka, Ancol, Jakarta Utara, mudik ke kampung halaman di Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu, 15 April 2023, pukul 21.00 WIB. Dia mengendarai bajaj untuk bisa sampai ke kampung halaman. 
 
Dia berangkat bersama istrinya, Sri Winarni, 32, dan dua rekannya: pasangan suami istri Selamat dan Watri. Dia mengaku mudik dengan angkutan umum roda tiga itu lebih hemat biaya daripada menumpang bus.
 
"Saya bawa bensin 20 liter. Tuh, saya bawa di belakang pakai jeriken, kalau habis bisa isi lagi. Kalau naik bus, sekarang tiket Rp170 ribuan per orang, belum ongkos balik (dari Pemalang ke Jakarta)," kata dia, di Jakarta, Sabtu, 15 April 2023.

Perjalanan ke Pemalang, kata Nur, memakan waktu sekitar sembilan jam. Kalau berangkat dari Jakarta pukul 20.00 WIB, jika lancar akan tiba di kampung halaman pada Minggu sekitar pukul 04.00 WIB.
 
Meski terbilang nekat, tekad Nur Kholik sudah bulat.  Menjelang salat magrib, dia sudah selesai mengemas rapi barang bawaannya, termasuk oleh-oleh, untuk dibawa ke kampung.
Baca: Sepekan Jelang Lebaran, Pemudik Mulai Memadati Stasiun Gambir

Sebelum berangkat, mereka juga mengamankan rumah kontrakan yang akan ditinggal mudik dengan mematikan listrik dan mengunci pintu.
 
Nur mengaku sudah mengecek kondisi bajaj miliknya itu sehari sebelum keberangkatan. Semua dicek, mulai dari klakson hingga lampu, agar di perjalanan tidak mengalami masalah. 
 
Dua rekannya ikut mudik ke Pemalang dengan menumpang bajaj Nur. Alasanya, agar bisa beristirahat dengan nyaman kalau kondisi jalan sedang macet.
 
"Bajaj itu juga bisa digunakan untuk berpergian bersama keluarga ke rumah kerabat di kampung," kata Nur.
 
Mudik dengan bajaj termasuk berisiko karena kendaraan itu tidak memiliki standar keselamatan yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh. Aturan lalu lintas juga melarang angkutan umum dalam kota dipakai di luar trayeknya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan