Jakarta: Vaksin Merah Putih masih dalam pengembangan. Rencananya, uji klinik vaksin yang dapat membantu program vaksinasi covid-19 nasional itu rampung pada 2022.
"Diharapkan (semua proses uji klinik) selesai di kuartal pertama 2022," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, kepada Medcom.id, Senin, 1 Februari 2021.
Amin mengungkapkan pihaknya tengah mempersiapkan bibit vaksin untuk diserahkan ke PT Bio Farma pada Maret 2021. PT Bio Farma akan meneliti lebih lanjut untuk masuk ke tahapan uji klinik.
"Jadi, setelah diberikan ke PT Bio Farma, akan dikembangkan lebih lanjut untuk disiapkan, dipergunakan diuji klinik," ujar Amin.
(Baca: Pemerintah Upayakan Percepat Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Amin menjelaskan proses uji klinik memerlukan fasilitas yang memenuhi persyaratan cara pembuatan obat yang benar (CPOB). Nantinya, motode suntikan vaksin juga tak bisa sembarangan.
Misalnya, suntikan yang dipakai mesti memenuhi syarat. Antara lain, harus steril dan tidak mengandung bahan-bahan yang bisa menimbulkan reaksi berbahaya.
"Untuk diuji manusia harus betul-betul diolah sedemikian rupa supaya aman, tidak mengandung zat-zat yang bisa menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan," ucap Amin.
Setelah melewati uji klinik hingga tahap tiga, barulah Vaksin Merah Putih mengajukan emergency use authorization (EUA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun, untuk penggunaan vaksin secara massal belum bisa dipastikan.
Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga dalam negeri. Lembaga-lembaga itu, yakni LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.
Jakarta: Vaksin Merah Putih masih dalam pengembangan. Rencananya, uji klinik vaksin yang dapat membantu program
vaksinasi covid-19 nasional itu rampung pada 2022.
"Diharapkan (semua proses uji klinik) selesai di kuartal pertama 2022," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, kepada
Medcom.id, Senin, 1 Februari 2021.
Amin mengungkapkan pihaknya tengah mempersiapkan bibit vaksin untuk diserahkan ke PT Bio Farma pada Maret 2021. PT Bio Farma akan meneliti lebih lanjut untuk masuk ke tahapan uji klinik.
"Jadi, setelah diberikan ke PT Bio Farma, akan dikembangkan lebih lanjut untuk disiapkan, dipergunakan diuji klinik," ujar Amin.
(Baca:
Pemerintah Upayakan Percepat Uji Klinis Vaksin Merah Putih)
Amin menjelaskan proses uji klinik memerlukan fasilitas yang memenuhi persyaratan cara pembuatan obat yang benar (CPOB). Nantinya, motode suntikan vaksin juga tak bisa sembarangan.
Misalnya, suntikan yang dipakai mesti memenuhi syarat. Antara lain, harus steril dan tidak mengandung bahan-bahan yang bisa menimbulkan reaksi berbahaya.
"Untuk diuji manusia harus betul-betul diolah sedemikian rupa supaya aman, tidak mengandung zat-zat yang bisa menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan," ucap Amin.
Setelah melewati uji klinik hingga tahap tiga, barulah Vaksin Merah Putih mengajukan
emergency use authorization (EUA) ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun, untuk penggunaan vaksin secara massal belum bisa dipastikan.
Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga dalam negeri. Lembaga-lembaga itu, yakni LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
