medcom.id, Jakarta: Fransisca Yuniar, 34, tak menyangka suaminya, Jackson Wihelmus, 39, menjadi salah satu korban kebakaran kapal Zahro Express. Fransisca terpukul karena harus kehilangan suami tercinta.
"Saya sempat tidak percaya saat diberi tahu kalau suami ada di rumah sakit (Rs Atma Jaya)," kata Fransisca usai menerima santunan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2017).
Fransisca bercerita, dirinya sempat merasakan firasat buruk. Biasanya, Jackson rutin pulang setiap minggu. Jika tidak pulang, Jackson selalu memberi kabar.
Jackson bekerja sebagai DJ di salah satu cafe di Bogor, Jawa Barat. Jackson pergi ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, karena harus menghadiri acara.
"Saya tidak hubungi suami karena jam segitu (08:30 WIB) dia biasanya tidur, habis kerja, capek. Tapi dia pergi ke Pulau Tidung, ada acara," ucap Fransisca.
Tak lama setelah kejadian, Fransisca menerima kabar dari rekan kerja Jackson, suaminya sudah meninggal di rumah sakit Atma Jaya, Jakarta Utara.
Bagaikan disambar petir di siang bolong, Fransisca kaget tak karuan. Dia buru-buru pergi ke rumah sakit.
"Setelah tiba di rumah sakit, kenyataanya suami saya meninggal, saya tak percaya," ujar Fransisca sambil tersedu.
Evakuasi korban kapal terbakar di Kepualauan Seribu, Minggu 1 Januari/ANT/M Agung Rajasa
Fransisca dan Jackson terakhir kali berkumpul sepekan lalu. Saat itu, Fransisca merasa aneh dengan gelagat suaminya. Jackson menjadi sosok suami yang lebih perhatian.
"Biasanya kalau diminta bantuan susah sekali, 'bentar ya, bentar ya" selalu begitu. Tapi seminggu lalu, dia kerjakan semuanya sangat cepat," jelas perempuan berkaus hitam ini.
Fransisca merindukan momen bersama suami. Apalagi, Jackson sebentar lagi merayakan ulang tahun ke-4. Ketiga anaknya bahkan sudah menyiapkan hadiah.
"17 Januari ini dia ulang tahun. Anak-anak sudah siapkan kado. Tapi Tuhan berkata lain. Apa pun itu, puji tuhan, saya masih bisa merayakan Natal bersama suami dan anak-anak," ucap dia.
Fransisca tak mau lama-lama bersedih. Dia harus berjuang menghidupi tiga anaknya. Rencananya, Fransisca akan bekerja di perusahaan travel milik mertuanya. Dia juga berencana mengikuti program Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk mengurangi biaya pendidikan ketiga anaknya.
"Semoga ke depannya usaha travel bisa maju terus biar bisa menghidupi tiga anak saya," kata dia.
Bangkai Kapal Zahro Express bakal diangkat ke dermaga untuk diteliti KNKT/MTVN/Ilham Wibowo
Kapal Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar pada Minggu 1 Januari. Ratusan penumpang kapal merupakan wisatawan yang ingin berlibur di awal 2017.
Berdasarkan manifes penumpang, kapal mengangkut 100 orang. Namun, hingga saat ini petugas sudah mengevakuasi setidaknya 274 orang.
Data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, 23 orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Informasi terakhir, 17 orang masih hilang. Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena manifes penumpang yang tidak jelas.
Sementara itu, korban selamat saat ini dirawat di beberapa rumah sakit. Beberapa sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.
Penyelidikan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Petugas masih mencari tahu penyebab terbakarnya kapal. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu hingga tiga bulan ke depan untuk mengetahui penyebab kebakaran.
medcom.id, Jakarta: Fransisca Yuniar, 34, tak menyangka suaminya, Jackson Wihelmus, 39, menjadi salah satu korban kebakaran kapal Zahro Express. Fransisca terpukul karena harus kehilangan suami tercinta.
"Saya sempat tidak percaya saat diberi tahu kalau suami ada di rumah sakit (Rs Atma Jaya)," kata Fransisca usai menerima santunan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2017).
Fransisca bercerita, dirinya sempat merasakan firasat buruk. Biasanya, Jackson rutin pulang setiap minggu. Jika tidak pulang, Jackson selalu memberi kabar.
Jackson bekerja sebagai DJ di salah satu cafe di Bogor, Jawa Barat. Jackson pergi ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, karena harus menghadiri acara.
"Saya tidak hubungi suami karena jam segitu (08:30 WIB) dia biasanya tidur, habis kerja, capek. Tapi dia pergi ke Pulau Tidung, ada acara," ucap Fransisca.
Tak lama setelah kejadian, Fransisca menerima kabar dari rekan kerja Jackson, suaminya sudah meninggal di rumah sakit Atma Jaya, Jakarta Utara.
Bagaikan disambar petir di siang bolong, Fransisca kaget tak karuan. Dia buru-buru pergi ke rumah sakit.
"Setelah tiba di rumah sakit, kenyataanya suami saya meninggal, saya tak percaya," ujar Fransisca sambil tersedu.
Evakuasi korban kapal terbakar di Kepualauan Seribu, Minggu 1 Januari/ANT/M Agung Rajasa
Fransisca dan Jackson terakhir kali berkumpul sepekan lalu. Saat itu, Fransisca merasa aneh dengan gelagat suaminya. Jackson menjadi sosok suami yang lebih perhatian.
"Biasanya kalau diminta bantuan susah sekali, 'bentar ya, bentar ya" selalu begitu. Tapi seminggu lalu, dia kerjakan semuanya sangat cepat," jelas perempuan berkaus hitam ini.
Fransisca merindukan momen bersama suami. Apalagi, Jackson sebentar lagi merayakan ulang tahun ke-4. Ketiga anaknya bahkan sudah menyiapkan hadiah.
"17 Januari ini dia ulang tahun. Anak-anak sudah siapkan kado. Tapi Tuhan berkata lain. Apa pun itu, puji tuhan, saya masih bisa merayakan Natal bersama suami dan anak-anak," ucap dia.
Fransisca tak mau lama-lama bersedih. Dia harus berjuang menghidupi tiga anaknya. Rencananya, Fransisca akan bekerja di perusahaan travel milik mertuanya. Dia juga berencana mengikuti program Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk mengurangi biaya pendidikan ketiga anaknya.
"Semoga ke depannya usaha travel bisa maju terus biar bisa menghidupi tiga anak saya," kata dia.
Bangkai Kapal Zahro Express bakal diangkat ke dermaga untuk diteliti KNKT/MTVN/Ilham Wibowo
Kapal Zahro Express tujuan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, terbakar pada Minggu 1 Januari. Ratusan penumpang kapal merupakan wisatawan yang ingin berlibur di awal 2017.
Berdasarkan manifes penumpang, kapal mengangkut 100 orang. Namun, hingga saat ini petugas sudah mengevakuasi setidaknya 274 orang.
Data yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, 23 orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut. Informasi terakhir, 17 orang masih hilang. Jumlah tersebut bisa saja bertambah karena manifes penumpang yang tidak jelas.
Sementara itu, korban selamat saat ini dirawat di beberapa rumah sakit. Beberapa sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.
Penyelidikan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Petugas masih mencari tahu penyebab terbakarnya kapal. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu hingga tiga bulan ke depan untuk mengetahui penyebab kebakaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
