medcom.id, Surabaya: Tim Disaster Victim Identification (DVI) tengah mengidentifikasi 12 jenazah penumpang yang tiba Sabtu (3/12/2015) sore. Identifikasi terhadap 6 jenazah dilakukan sejak Minggu (4/1/2015) pagi tadi, 6 jenazah lainnya diidentifikasi sore ini.
Ke-12 jenazah tersebut merupakan bagian dari 30 jenazah yang telah berada di Surabaya. Identitas enam jenazah telah diketahui dan diserahkan kepada keluarga, sementara lainnya masih dalam proses identifikasi.
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi mengungkapkan, keadaan jenazah penumpang kian tak dikenali, apalagi jenazah yang baru ditemukan beberapa hari setelah QZ8501 dinyatakan hilang.
"Semakin ke sini kondisi mayat semakin dalam kondisi pembusukan lanjut. Secara visual tidak mungkin bisa dikenali. Semakin rusak memang," kata dia di RS Bhayangkara, Surabaya, Minggu pagi.
Kendati menyulitkan, proses identifikasi tetap berlangsung dengan membandingkan data antemortem dan postmortem. Ada tiga data primer yang wajib diteliti yakni sidik jari, gigi, dan DNA, ditunjang data sekunder yakni ciri-ciri properti dan ciri-ciri medis.
"Dari situlah dia bisa teridentifikasi atau tidak," kata dia.
Selain itu, tim antemortem dan postmortem Polda Jatim melakukan rekonsiliasi, pukul 10 pagi hari ini. "Kita lihat ada yang cocok atau tidak," ujar Arthur.
medcom.id, Surabaya: Tim
Disaster Victim Identification (DVI) tengah mengidentifikasi 12 jenazah penumpang yang tiba Sabtu (3/12/2015) sore. Identifikasi terhadap 6 jenazah dilakukan sejak Minggu (4/1/2015) pagi tadi, 6 jenazah lainnya diidentifikasi sore ini.
Ke-12 jenazah tersebut merupakan bagian dari 30 jenazah yang telah berada di Surabaya. Identitas enam jenazah telah diketahui dan diserahkan kepada keluarga, sementara lainnya masih dalam proses identifikasi.
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Arthur Tampi mengungkapkan, keadaan jenazah penumpang kian tak dikenali, apalagi jenazah yang baru ditemukan beberapa hari setelah QZ8501 dinyatakan hilang.
"Semakin ke sini kondisi mayat semakin dalam kondisi pembusukan lanjut. Secara visual tidak mungkin bisa dikenali. Semakin rusak memang," kata dia di RS Bhayangkara, Surabaya, Minggu pagi.
Kendati menyulitkan, proses identifikasi tetap berlangsung dengan membandingkan data antemortem dan postmortem. Ada tiga data primer yang wajib diteliti yakni sidik jari, gigi, dan DNA, ditunjang data sekunder yakni ciri-ciri properti dan ciri-ciri medis.
"Dari situlah dia bisa teridentifikasi atau tidak," kata dia.
Selain itu, tim antemortem dan postmortem Polda Jatim melakukan rekonsiliasi, pukul 10 pagi hari ini. "Kita lihat ada yang cocok atau tidak," ujar Arthur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
