medcom.id, Tenggarong: Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid melakukan Sosialisasi Empat Pilar di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Salah satu poin yang ditekankan kepada peserta yaitu untuk selalu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bukan tanpa alasan mengapa pimpinan MPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan agar seluruh masyarakat menjaga keutuhan NKRI. Dia tak ingin, perjuangan para tokoh bangsa yang susah payah mendirikan NKRI menjadi sia-sia.
"NKRI hasil perjuangan yang panjang," kata Hidayat, di Gedung Puteri Karang Melenu, Tenggarong, Kalimantan Timur, Minggu 29 Oktober 2017.
Hidayat menceritakan, kedaulatan NKRI tidak otomatis diakui usai deklarasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Salah satu pihak yang tidak mengakui Indonesia sebagai NKRI, yaitu Belanda.
Saat itu, Belanda hanya mengakui Indonesia sebagai negara serikat. Sikap Belanda itu pun diperkuat dengan hasil Konfrensi Meja Bundar tahun 1949, di Den Haag, Belanda. Melalui keputusan itu, NKRI kemudian terpecah ke dalam beberapa bagian.
"Ada yang namanya Negara Republik Soviet Indonesia, PKI, NII, ada Republik Indonesia Serikat," ungkap dia.
Hidayat menyebut, kondisi Indonesia yang terpecah belah menjadi negara serikat itu kemudian direspons oleh M Natsir dengan mengajukan mosi integral dan diterima oleh semua pihak, baik fraksi di MPRS maupun pemerintah.
"Dia tolak itu semua karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal NKRI," kata Hidayat.
Oleh karenanya, Hidayat meminta kepada seluruh masyarakat untuk dapat menjaga keutuhan NKRI. Terlebih, saat ini upaya dari berbagai kelompok untuk memecah belah kesatuan dan persatuan NKRI masih terasa.
"Kesadaran sejarah ini penting kita bangun agar kita tidak menjadi ragu hati dan malu untuk kembali menjadi NKRI karena kita mempunyai sejarah yang kuat dan kokoh untuk menyelamatkan NKRI kita," kata dia.
medcom.id, Tenggarong: Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid melakukan Sosialisasi Empat Pilar di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Salah satu poin yang ditekankan kepada peserta yaitu untuk selalu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bukan tanpa alasan mengapa pimpinan MPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengingatkan agar seluruh masyarakat menjaga keutuhan NKRI. Dia tak ingin, perjuangan para tokoh bangsa yang susah payah mendirikan NKRI menjadi sia-sia.
"NKRI hasil perjuangan yang panjang," kata Hidayat, di Gedung Puteri Karang Melenu, Tenggarong, Kalimantan Timur, Minggu 29 Oktober 2017.
Hidayat menceritakan, kedaulatan NKRI tidak otomatis diakui usai deklarasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Salah satu pihak yang tidak mengakui Indonesia sebagai NKRI, yaitu Belanda.
Saat itu, Belanda hanya mengakui Indonesia sebagai negara serikat. Sikap Belanda itu pun diperkuat dengan hasil Konfrensi Meja Bundar tahun 1949, di Den Haag, Belanda. Melalui keputusan itu, NKRI kemudian terpecah ke dalam beberapa bagian.
"Ada yang namanya Negara Republik Soviet Indonesia, PKI, NII, ada Republik Indonesia Serikat," ungkap dia.
Hidayat menyebut, kondisi Indonesia yang terpecah belah menjadi negara serikat itu kemudian direspons oleh M Natsir dengan mengajukan mosi integral dan diterima oleh semua pihak, baik fraksi di MPRS maupun pemerintah.
"Dia tolak itu semua karena tidak sesuai dengan kesepakatan awal NKRI," kata Hidayat.
Oleh karenanya, Hidayat meminta kepada seluruh masyarakat untuk dapat menjaga keutuhan NKRI. Terlebih, saat ini upaya dari berbagai kelompok untuk memecah belah kesatuan dan persatuan NKRI masih terasa.
"Kesadaran sejarah ini penting kita bangun agar kita tidak menjadi ragu hati dan malu untuk kembali menjadi NKRI karena kita mempunyai sejarah yang kuat dan kokoh untuk menyelamatkan NKRI kita," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ROS)
