medcom.id, Jakarta: Warga Jakarta dan sekitarnya dapat melihat sabit matahari tegak saat Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena itu akan terjadi sekitar pukul 06.20 WIB.
"Jakarta akan mengalami gerhana matahari sebagian. Pada saat jalur utama matahari tertutup total bayangan bulan, masyarakat akan melihat matahari yang berbentuk sabit tegak," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) Thomas Djamaluddin saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Senin (7/3/2016)
Peneliti antariksa ini mengatakan, fenomena serupa juga terjadi di Surabaya, Makasar hingga Jayapura. Masyarakat di lokasi tersebut bisa melihat matahari sabit tegak di sisi kanan atau selatan dari piringan matahari.
"Wilayah sebelah utara seperti Medan, Pontianak, kemudian Manado akan melihat sabit matahari tegak di sisi kiri piringan matahari atau sisi utara," kata lulusan S3 Astronomi Universitas Kyoto, Jepang.
Menurutnya, proses gerhana matahari ini terjadi dua hingga tiga jam. "Secara umum, wilayah barat puncaknya pukul 07.20 WIB kemudian tengah pukul 08.35 WITA dan wilayah timur pukul 09.50 WIT,” katanya.
Dia menjelaskan, proses dimulai dari sisi bawah piringan matahari, kemudian proses piringan bulan menutup matahari, sampai lepas dari piringan matahari. “Wilayah barat memakan waktu sekitar dua jam dan wilayah timur sekitar tiga jam," ujarnya.
Djamal mengungkapkan, seluruh wilayah Indonesia berpeluang menyaksikan fenomena alam langka ini. Meski demikian, agar dapat menyaksikan dengan maksimal, faktor cuaca dan pandangan harus diperhatikan.
"Cuaca harus cerah dan medan pandang ke arah matahari harus terbuka. Kalau GMT pagi hari, pandangan ke timur harus terbuka, tidak terhalang pohon, tidak terhalang gedung, jadi pilih daerah yang langit timurnya terbuka baik jalur gerhana matahari total maupun sebagaian. Dua syarat itu harus terpenuhi," katanya.
medcom.id, Jakarta: Warga Jakarta dan sekitarnya dapat melihat sabit matahari tegak saat Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena itu akan terjadi sekitar pukul 06.20 WIB.
"Jakarta akan mengalami gerhana matahari sebagian. Pada saat jalur utama matahari tertutup total bayangan bulan, masyarakat akan melihat matahari yang berbentuk sabit tegak," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) Thomas Djamaluddin saat berbincang dengan
Metrotvnews.com, Senin (7/3/2016)
Peneliti antariksa ini mengatakan, fenomena serupa juga terjadi di Surabaya, Makasar hingga Jayapura. Masyarakat di lokasi tersebut bisa melihat matahari sabit tegak di sisi kanan atau selatan dari piringan matahari.
"Wilayah sebelah utara seperti Medan, Pontianak, kemudian Manado akan melihat sabit matahari tegak di sisi kiri piringan matahari atau sisi utara," kata lulusan S3 Astronomi Universitas Kyoto, Jepang.
Menurutnya, proses gerhana matahari ini terjadi dua hingga tiga jam. "Secara umum, wilayah barat puncaknya pukul 07.20 WIB kemudian tengah pukul 08.35 WITA dan wilayah timur pukul 09.50 WIT,” katanya.
Dia menjelaskan, proses dimulai dari sisi bawah piringan matahari, kemudian proses piringan bulan menutup matahari, sampai lepas dari piringan matahari. “Wilayah barat memakan waktu sekitar dua jam dan wilayah timur sekitar tiga jam," ujarnya.
Djamal mengungkapkan, seluruh wilayah Indonesia berpeluang menyaksikan fenomena alam langka ini. Meski demikian, agar dapat menyaksikan dengan maksimal, faktor cuaca dan pandangan harus diperhatikan.
"Cuaca harus cerah dan medan pandang ke arah matahari harus terbuka. Kalau GMT pagi hari, pandangan ke timur harus terbuka, tidak terhalang pohon, tidak terhalang gedung, jadi pilih daerah yang langit timurnya terbuka baik jalur gerhana matahari total maupun sebagaian. Dua syarat itu harus terpenuhi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
