medcom.id, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah membuat pesawat jet tempur supersonic pertama, bekerjasama dengan Korea Selatan.
Kepala Pengembangan Bisnis PT DI, Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, kerja sama antarnegara tersebut diwakili Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-Koo.
Jet tempur dengan kode IF-X dan KF-X itu kini memasuki Engginering Manufacturing Development (EMD). Lima dari enam prototype yang dikerjakan di Korea Selatan tersebut diharapkan rampung pada 2022, sementara satu lainnya akan di reassembly di Indonesia.
"Ini yang bakal menjadi tulang punggung TNI AU," kata Ade di booth PT DI, pada Pameran Indo Defence, di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Nantinya, jet tempur tersebut akan berbeda dengan jet tempur lainnya seperti F16, Sukhoi, dan F5 Tiger. Pasalnya, IF-X dan KF-X dibuat untuk kondisi wilayah Indonesia yang luas.
"Alasannya wilayah kita sangat luas, namun jumlah base-base sedikit dan jauh-jauh," lanjutnya.
Sementara, Direktur Teknologi dan pengembangan mengakui, pesawat dengan dua mesin itu telah dipesan TNI AU sebanyak 50 unit.
"TNI AU sudah minta 50 unit langsung," tutupnya.
medcom.id, Jakarta: PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tengah membuat pesawat jet tempur supersonic pertama, bekerjasama dengan Korea Selatan.
Kepala Pengembangan Bisnis PT DI, Ade Yuyu Wahyuna mengatakan, kerja sama antarnegara tersebut diwakili Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu dan Menteri Pertahanan Korea Selatan Han Min-Koo.
Jet tempur dengan kode IF-X dan KF-X itu kini memasuki Engginering Manufacturing Development (EMD). Lima dari enam prototype yang dikerjakan di Korea Selatan tersebut diharapkan rampung pada 2022, sementara satu lainnya akan di
reassembly di Indonesia.
"Ini yang bakal menjadi tulang punggung TNI AU," kata Ade di
booth PT DI, pada Pameran Indo Defence, di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Nantinya, jet tempur tersebut akan berbeda dengan jet tempur lainnya seperti F16, Sukhoi, dan F5 Tiger. Pasalnya, IF-X dan KF-X dibuat untuk kondisi wilayah Indonesia yang luas.
"Alasannya wilayah kita sangat luas, namun jumlah base-base sedikit dan jauh-jauh," lanjutnya.
Sementara, Direktur Teknologi dan pengembangan mengakui, pesawat dengan dua mesin itu telah dipesan TNI AU sebanyak 50 unit.
"TNI AU sudah minta 50 unit langsung," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)
