medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi VII DPR Mukhtar Tompo mengaku tak memiliki maksud apapun mencecar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim dalam rapat kerja dengan perusahaan tambang. Hal itu dilakukan hanya sebagai bagian dari pengawasan DPR.
"Saya Partai Hanura pengusung pemerintah. Harusnya pak Chappy memahami posisi saya, sekaligus membantu mereka," kata Mukhtar di Media Center DPR, Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017.
Mukhtar mengaku tidak tahu alasan Chappy melayangkan telunjuk usai rapat. Dia menjelaskan, sebelum rapat berakhir ia sempat bertanya soal konsistensi Freeport dalam membangun smelter.
Dia menanyakan itu sebab selama rapat, Freeport kerap ditekan oleh anggota. Mukhtar mengaku sangat serius dengan persoalan itu. Apalagi, membangun smelter diharuskan undang-undang.
"Daripada mereka tersandera dengan pertanyaan-pertanyaan itu, saya minta dijawab dengan tegas dan konsisten. Karena jawaban sebelumnya bertentangan dengan yang baru. Nanti semakin bias," beber Mukhtar.
Baca: Ketua Fraksi Hanura Minta Aktivitas Freeport Dihentikan
Dia kaget ketika rapat selesai dan menghampiri, Chappy justru menolak. Saat akan memberi salam, Chappy menepis tangan Mukhtar dan menggertak sambil menunjuk-nunjuk.
"Saya pikir saya lebih bijak dari pak Chappy, saya kelahiran 81, darah saya biru, dan orang Makassar dan saya atlet tapak suci. Tapi, saya sabar. Saya pikir mungkin pak Chappy sedang ada masalah," tambah dia.
Hingga saat ini belum ada permintaan maaf dari Chappy pada Mukhtar ataupun pada Hanura tempatnya berlabuh. Dia mengaku tidak memiliki kepentingan apapun masalah ini sampai tersebar ke media. Hanya saja dia perlu mengklarifikasi pada partai dan pimpinannya.
medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi VII DPR Mukhtar Tompo mengaku tak memiliki maksud apapun mencecar Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Chappy Hakim dalam rapat kerja dengan perusahaan tambang. Hal itu dilakukan hanya sebagai bagian dari pengawasan DPR.
"Saya Partai Hanura pengusung pemerintah. Harusnya pak Chappy memahami posisi saya, sekaligus membantu mereka," kata Mukhtar di Media Center DPR, Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017.
Mukhtar mengaku tidak tahu alasan Chappy melayangkan telunjuk usai rapat. Dia menjelaskan, sebelum rapat berakhir ia sempat bertanya soal konsistensi Freeport dalam membangun smelter.
Dia menanyakan itu sebab selama rapat, Freeport kerap ditekan oleh anggota. Mukhtar mengaku sangat serius dengan persoalan itu. Apalagi, membangun smelter diharuskan undang-undang.
"Daripada mereka tersandera dengan pertanyaan-pertanyaan itu, saya minta dijawab dengan tegas dan konsisten. Karena jawaban sebelumnya bertentangan dengan yang baru. Nanti semakin bias," beber Mukhtar.
Baca: Ketua Fraksi Hanura Minta Aktivitas Freeport Dihentikan
Dia kaget ketika rapat selesai dan menghampiri, Chappy justru menolak. Saat akan memberi salam, Chappy menepis tangan Mukhtar dan menggertak sambil menunjuk-nunjuk.
"Saya pikir saya lebih bijak dari pak Chappy, saya kelahiran 81, darah saya biru, dan orang Makassar dan saya atlet tapak suci. Tapi, saya sabar. Saya pikir mungkin pak Chappy sedang ada masalah," tambah dia.
Hingga saat ini belum ada permintaan maaf dari Chappy pada Mukhtar ataupun pada Hanura tempatnya berlabuh. Dia mengaku tidak memiliki kepentingan apapun masalah ini sampai tersebar ke media. Hanya saja dia perlu mengklarifikasi pada partai dan pimpinannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
