Jakarta: Sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode akhir Desember yang berupa hujan berintensitas sedang hingga tinggi. Fenomena La Nina menjadi salah satu faktor penyebab tingginya curah hujan.
“Adanya La Nina di musim hujan ini menyebabkan beberapa daerah mendapatkan tambahan supply curah hujan,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Sabtu, 25 Desember 2021.
Guswanto menyebut sebanyak 96,8 persen wilayah di Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan. Kemudian, indeks fenomena La Nina pun dikatakan sangat fluktuatif.
“Indeks fenomena La Nina sempat menyentuh angka -1 dan Desember ini skala -0,94. Jadi masih masuk skala rendah,” kata Guswanto.
Guswanto menjelaskan fenomena La Nina masih akan berlangsung hingga Februari - Maret 2022. Sejumlah daerah di Sumatra bagian utara mulai harus mewaspadai fenomena ini.
“Oktober-November diwaspadai di sisi utara yaitu Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Saat ini di bulan Desember diwaspadai di beberapa daerah di Sumatra bagian utara, mulai Jambi sampai Aceh,” jelas Guswanto.
Selain itu, fenomena La Nina akan sedikit bergeser ke selatan pada Desember, Januari, dan Februari. Beberapa daerah yang perlu waspada antara lain Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Papua dan Papua Barat.
Guswanto meminta masyarakat untuk waspada karena terdapat faktor lain yang menyebabkan tingginya curah hujan di Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu labilitas lokal yang meningkat, Angin Monsoon dari Asia menuju Australia sudah mulai aktif, dan juga adanya beberapa gangguan atmosfer seperti sirkulasi siklonik.
“Ada beberapa faktor yang menyebabkan, tidak hanya satu dari fenomena La Nina saja,” ucapnya. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode akhir Desember yang berupa hujan berintensitas sedang hingga tinggi. Fenomena
La Nina menjadi salah satu faktor penyebab
tingginya curah hujan.
“Adanya La Nina di musim hujan ini menyebabkan beberapa daerah mendapatkan tambahan supply curah hujan,” ujar Deputi Bidang Meteorologi
BMKG Guswanto dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Sabtu, 25 Desember 2021.
Guswanto menyebut sebanyak 96,8 persen wilayah di Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan. Kemudian, indeks fenomena La Nina pun dikatakan sangat fluktuatif.
“Indeks fenomena La Nina sempat menyentuh angka -1 dan Desember ini skala -0,94. Jadi masih masuk skala rendah,” kata Guswanto.
Guswanto menjelaskan fenomena La Nina masih akan berlangsung hingga Februari - Maret 2022. Sejumlah daerah di Sumatra bagian utara mulai harus mewaspadai fenomena ini.
“Oktober-November diwaspadai di sisi utara yaitu Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Saat ini di bulan Desember diwaspadai di beberapa daerah di Sumatra bagian utara, mulai Jambi sampai Aceh,” jelas Guswanto.
Selain itu, fenomena La Nina akan sedikit bergeser ke selatan pada Desember, Januari, dan Februari. Beberapa daerah yang perlu waspada antara lain Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Papua dan Papua Barat.
Guswanto meminta masyarakat untuk waspada karena terdapat faktor lain yang menyebabkan tingginya curah hujan di Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu labilitas lokal yang meningkat, Angin Monsoon dari Asia menuju Australia sudah mulai aktif, dan juga adanya beberapa gangguan atmosfer seperti sirkulasi siklonik.
“Ada beberapa faktor yang menyebabkan, tidak hanya satu dari fenomena La Nina saja,” ucapnya. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
