medcom.id, Jakarta: Ribuan sopir angkutan umum melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mereka mulai mengepung Balai Kota sejak pukul 07.30 WIB.
Pantauan Metrotvnews.com, ribuan sopir ini meminta transportasi berbasis aplikasi online ditutup. Salah satu koordinator aksi, Sodikin mengungkapkan aplikasi online merugikan banyak sopir taksi. Bahkan Oki merasa 'tersalip' dari segi tarif transportasi.
"Mereka 'meninkung' di tengah jalan, dengan menjual harga dumping," kata Oki di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (14/3/2016).
Pemerintah diminta menutup aplikasi tersebut, karena persoalan izin. Menurutnya, transportasi berbasis aplikasi online tak pernah melengkapi sejumlah surat-surat izin mengangkut penumpang seperti yang dilakukan oleh taksi.
"Mereka tidak ada kir, tidak ada izin usaha, tidak punya izin mengangkut. Kami tidak punya izin saja kami dilarang," protes dia.
Karena itu, Sodikin bersama ribuan sopir lain menuntut agar aplikasi seperti Grab Car dan Uber ditutup. Dia juga menuding para pengusaha trabsportasi aplikasi tersebut melakukan pelanggaran Undang-Undang lalu lintas tahun 1992, tentang angkutan umum dan jalan raya.
"Saya minta kepada pejabat berwenang untuk gubernur, presiden, atau kominfo untuk menutup aplikasi Uber dan Grab," tegas dia.
Rencananya perwakilan sopir ini akan diterima di Balai Kota. Setelah dari Balai Kota ribuan sopir ini akan beranjak ke arah Jalan Medan Merdeka Utara, tepatnya di depan Istana Presiden.
medcom.id, Jakarta: Ribuan sopir angkutan umum melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mereka mulai mengepung Balai Kota sejak pukul 07.30 WIB.
Pantauan
Metrotvnews.com, ribuan sopir ini meminta transportasi berbasis aplikasi
online ditutup. Salah satu koordinator aksi, Sodikin mengungkapkan aplikasi
online merugikan banyak sopir taksi. Bahkan Oki merasa 'tersalip' dari segi tarif transportasi.
"Mereka 'meninkung' di tengah jalan, dengan menjual harga dumping," kata Oki di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (14/3/2016).
Pemerintah diminta menutup aplikasi tersebut, karena persoalan izin. Menurutnya, transportasi berbasis aplikasi online tak pernah melengkapi sejumlah surat-surat izin mengangkut penumpang seperti yang dilakukan oleh taksi.
"Mereka tidak ada kir, tidak ada izin usaha, tidak punya izin mengangkut. Kami tidak punya izin saja kami dilarang," protes dia.
Karena itu, Sodikin bersama ribuan sopir lain menuntut agar aplikasi seperti Grab Car dan Uber ditutup. Dia juga menuding para pengusaha trabsportasi aplikasi tersebut melakukan pelanggaran Undang-Undang lalu lintas tahun 1992, tentang angkutan umum dan jalan raya.
"Saya minta kepada pejabat berwenang untuk gubernur, presiden, atau kominfo untuk menutup aplikasi Uber dan Grab," tegas dia.
Rencananya perwakilan sopir ini akan diterima di Balai Kota. Setelah dari Balai Kota ribuan sopir ini akan beranjak ke arah Jalan Medan Merdeka Utara, tepatnya di depan Istana Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(YDH)
