medcom.id, San Francisco: Sebuah perusahaan keamanan dunia maya Amerika Serikat, CrowdStrike, menuding sebuah unit militer Tiongkok melakukan operasi peretasan atau hacking untuk mendorong kemajuan program satelit dan luar angkasa Negeri Tirai Bambu.
CrowdStrike menyebut unit 61486 dari Biro ke-12 Pasukan Pembebasan Rakyat telah menyerang jaringan sejumlah agensi pemerintahan dan kontraktor pertahanan negara-negara Barat sejak tahun 2007. Disebutkan salah satu target serangannya adalah AS.
"Mereka menyerang aplikasi populer seperti Adobe Reader dan Microsoft Office dengan mengirim malware melalui email," tutur perwakilan CrowdStrike seperti dilansir Reuters, Senin (9/6/2014).
Hingga saat ini juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington belum dapat dimintai keterangan.
Sebelumnya AS menuding lima petinggi militer Tiongkok meretas ke sejumlah perusahaan untuk mencuri rahasia perdagangan dan informasi penting lainnya.
Perusahaan yang disebut sebagai target Tiongkok adalah Alcoa World Alumina, Westinghouse Electric Co., Allegheny Technologies, U.S. Steel Corp, United Steelworkers Union dan SolarWorld. Kelima petinggi militer itu pun dituntut atas kasus cyber hacking dan pencurian data digital.
"Kasus ini seharusnya menjadi peringatan bagi AS terkait penyusupan cyber," ucap Jaksa Agung Eric Holder dalam sebuah konferensi, bulan lalu.
"Kesuksesan sebuah perusahaan di pasar internasional seharusnya tidak berdasarkan kemampuan sponsor dalam memata-matai dan mencuri rahasia bisnis," tambah dia.
Semua tuduhan dibantah Tiongkok. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri mengatakan tudingan itu berdasarkan fakta-fakta palsu yang dapat memperkeruh hubungan kedua negara.
medcom.id, San Francisco: Sebuah perusahaan keamanan dunia maya Amerika Serikat, CrowdStrike, menuding sebuah unit militer Tiongkok melakukan operasi peretasan atau hacking untuk mendorong kemajuan program satelit dan luar angkasa Negeri Tirai Bambu.
CrowdStrike menyebut unit 61486 dari Biro ke-12 Pasukan Pembebasan Rakyat telah menyerang jaringan sejumlah agensi pemerintahan dan kontraktor pertahanan negara-negara Barat sejak tahun 2007. Disebutkan salah satu target serangannya adalah AS.
"Mereka menyerang aplikasi populer seperti Adobe Reader dan Microsoft Office dengan mengirim malware melalui email," tutur perwakilan CrowdStrike seperti dilansir Reuters, Senin (9/6/2014).
Hingga saat ini juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di Washington belum dapat dimintai keterangan.
Sebelumnya AS menuding lima petinggi militer Tiongkok meretas ke sejumlah perusahaan untuk mencuri rahasia perdagangan dan informasi penting lainnya.
Perusahaan yang disebut sebagai target Tiongkok adalah Alcoa World Alumina, Westinghouse Electric Co., Allegheny Technologies, U.S. Steel Corp, United Steelworkers Union dan SolarWorld. Kelima petinggi militer itu pun dituntut atas kasus cyber hacking dan pencurian data digital.
"Kasus ini seharusnya menjadi peringatan bagi AS terkait penyusupan cyber," ucap Jaksa Agung Eric Holder dalam sebuah konferensi, bulan lalu.
"Kesuksesan sebuah perusahaan di pasar internasional seharusnya tidak berdasarkan kemampuan sponsor dalam memata-matai dan mencuri rahasia bisnis," tambah dia.
Semua tuduhan dibantah Tiongkok. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri mengatakan tudingan itu berdasarkan fakta-fakta palsu yang dapat memperkeruh hubungan kedua negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WIL)
