Jakarta: Menko Polhukam Wiranto menjadi korban penusukan saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Dia diketahui menderita luka di bagian tubuh depan bagian bawah.
Anggota DPR RI Habiburokhman merespons peristiwa tersebut sebagai pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan pengamanan kepada pejabat negara.
"Kita ingin tahu prosedur pengamanannya, ya. Mungkin teman-teman sudah bekerja keras, Polri. Namun, kita harus antisipasi celah yang digunakan oleh orang-orang nekat seperti itu," kata Habiburokhman, ditemui di lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.
Politikus Gerindra itu menilai, aksi yang dilakukan oleh SA (31) merupakan aksi nekat. Sebab, Wiranto yang merupakan pejabat negara selalu mendapatkan pengawalan oleh satuan keamanan, terutama saat berada di lapangan.
"Kalau ini kan nekat banget. Orang dikawal, ada polisi dan sebagainya, kondisi siang bolong," ucapnya.
Habiburokhman menekankan bahwa kejadian yang menimpa Wiranto harus menjadi pelajaran seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak terulang.
"Kita doakan semoga Pak Wiranto sehat, dan jangan sampai terulang di kemudian hari," ujar dia.
Menko Polhukam Wiranto diserang orang tak dikenal saat berada di Alun-alun Menes Pandeglang, Banten, Kamis, 10 Oktober 2019, sekitar pukul 11.30 WIB.
Wiranto hendak menuju ke helipad untuk pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian gedung kuliah bersama di Universitas Matlaul Anwar di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Banten.
Seorang pria berpakaian hitam tiba-tiba merangsek pengamanan tak lama setelah Wiranto turun dari mobil dinas.
Wiranto yang saat itu baru keluar dari mobil untuk bersalaman dengan warga, terhuyung dan jatuh terjengkang. Dia langsung dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang untuk mendapat pertolongan pertama. Selanjutnya, Wiranto dibawa di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Jakarta: Menko Polhukam Wiranto menjadi korban penusukan saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Dia diketahui menderita luka di bagian tubuh depan bagian bawah.
Anggota DPR RI Habiburokhman merespons peristiwa tersebut sebagai pelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan pengamanan kepada pejabat negara.
"Kita ingin tahu prosedur pengamanannya, ya. Mungkin teman-teman sudah bekerja keras, Polri. Namun, kita harus antisipasi celah yang digunakan oleh orang-orang nekat seperti itu," kata Habiburokhman, ditemui di lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.
Politikus Gerindra itu menilai, aksi yang dilakukan oleh SA (31) merupakan aksi nekat. Sebab, Wiranto yang merupakan pejabat negara selalu mendapatkan pengawalan oleh satuan keamanan, terutama saat berada di lapangan.
"Kalau ini kan nekat banget. Orang dikawal, ada polisi dan sebagainya, kondisi siang bolong," ucapnya.
Habiburokhman menekankan bahwa kejadian yang menimpa Wiranto harus menjadi pelajaran seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak terulang.
"Kita doakan semoga Pak Wiranto sehat, dan jangan sampai terulang di kemudian hari," ujar dia.
Menko Polhukam Wiranto diserang orang tak dikenal saat berada di Alun-alun Menes Pandeglang, Banten, Kamis, 10 Oktober 2019, sekitar pukul 11.30 WIB.
Wiranto hendak menuju ke helipad untuk pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian gedung kuliah bersama di Universitas Matlaul Anwar di Kampung Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Banten.
Seorang pria berpakaian hitam tiba-tiba merangsek pengamanan tak lama setelah Wiranto turun dari mobil dinas.
Wiranto yang saat itu baru keluar dari mobil untuk bersalaman dengan warga, terhuyung dan jatuh terjengkang. Dia langsung dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang untuk mendapat pertolongan pertama. Selanjutnya, Wiranto dibawa di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)
