Jakarta: Indonesia merupakan negara penghasil kopi nomor empat di dunia. Hal itu pula yang membuat kopi tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat ibu pertiwi.
Media Indonesia sebagai salah satu media cetak nasional ingin terus mempromosikan Indonesia ke kancah dunia lewat kopi. Menyambut ulang tahun ke-49, Media Indonesia menggelar Festival Kopi Nusantara.
"Yang perlu kita lakukan adalah terus mempromosikan kopi Indonesia. Syukur-syukur kita bisa peringkat dua, tiga, atau terbaik di dunia," ujar Ketua Panitia HUT ke-49 Media Indonesia Rio Okto Waas di halaman kantor Media Indonesia, Jakarta Barat, Selasa, 22 Januari 2019.
Sejumlah acara digelar dalam festival ini. Salah satunya kompetisi manual brew atau seduh manual.
Rio menjelaskan dalam metode seduh manual barista tak menggunakan alat berbasis mesin yang serba otomatis. Mereka hanya bisa mengeksplorasi rasa kopi lewat penuangan air panas.
Dalam manual brew dikenal banyak cara menyeduh. Hal tersebut untuk menakar tingkat keasaman, ketebalan rasa, dan unsur lain dalam kopi. Praktis menjadi barista seduh manual butuh keahlian.
"Di situ nanti dilihat kualitas baristanya," beber dia.
Kompetisi diikuti 30 tenant penjual kopi. Acara yang digelar sejak 21 Januari hingga 24 Januari 2019 itu juga menyajikan beragam varietas kopi.
Acara ini terbuka bagi masyarakat umum. Panitia tidak memungut biaya masuk dan pengunjung bebas menikmati kopi asli anak negeri.
Jakarta: Indonesia merupakan negara penghasil kopi nomor empat di dunia. Hal itu pula yang membuat kopi tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat ibu pertiwi.
Media Indonesia sebagai salah satu media cetak nasional ingin terus mempromosikan Indonesia ke kancah dunia lewat kopi. Menyambut ulang tahun ke-49,
Media Indonesia menggelar Festival Kopi Nusantara.
"Yang perlu kita lakukan adalah terus mempromosikan kopi Indonesia. Syukur-syukur kita bisa peringkat dua, tiga, atau terbaik di dunia," ujar Ketua Panitia HUT ke-49
Media Indonesia Rio Okto Waas di halaman kantor
Media Indonesia, Jakarta Barat, Selasa, 22 Januari 2019.
Sejumlah acara digelar dalam festival ini. Salah satunya kompetisi
manual brew atau seduh manual.
Rio menjelaskan dalam metode seduh manual barista tak menggunakan alat berbasis mesin yang serba otomatis. Mereka hanya bisa mengeksplorasi rasa kopi lewat penuangan air panas.
Dalam
manual brew dikenal banyak cara menyeduh. Hal tersebut untuk menakar tingkat keasaman, ketebalan rasa, dan unsur lain dalam kopi. Praktis menjadi barista seduh manual butuh keahlian.
"Di situ nanti dilihat kualitas baristanya," beber dia.
Kompetisi diikuti 30
tenant penjual kopi. Acara yang digelar sejak 21 Januari hingga 24 Januari 2019 itu juga menyajikan beragam varietas kopi.
Acara ini terbuka bagi masyarakat umum. Panitia tidak memungut biaya masuk dan pengunjung bebas menikmati kopi asli anak negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
