medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah perwakilan organisasi masyarakat (ormas) Islam di Istana Merdeka, Jakarta. Mereka diajak membahas peraturan presiden (Perpres) tentang pendidikan karakter, sebelum diumumkan.
Perwakilan yang diundang antara lain dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Al-Irsyad Al-Islamiyah, Jam'iyatul Al-Washliyah, Dewan Dakwah Islam Indonesia, dan Mathla'ul Anwar. Tarbiyah Islamiyah, Forum Komunitas Diniyah Takmiliyah (FKDT), Rabithh Ma'ahid Islamiyah (RMI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta PP Persis juga masuk daftar undangan.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj tak menampik pihaknya telah memberikan masukan terhadap Perpres. Salah satunya soal aturan lima hari sekolah.
Menurut dia, madrasah akan mati bila aturan lima hari sekolah diterapkan dalam Perpres. Sebanyak 76 ribu madrasah dinilai bakal gulung tikar. Padahal, madrasah memiliki peran penting dalam pembangunan di lingkungan masyarakat.
"Di mana-mana lihat masjid pasti dibilangnya madrasah (yang membangun). Itu madrasah bangun swadaya, penting sekali," kata Said di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu 6 September 2017.
Ia menilai pendidikan karakter juga sangat besar potensinya di madrasah. Bahkan, kata dia, madrasah lebih baik dalam menanamkan pendidikan karakter ketimbang sekolah biasa.
"Justru pendidikan karakter itu ada di madrasah itu. Ada pendidikan karakter, saya berani taruhan. Ayo, mana yang lebih baik, yang dilakukan madrasah apa bukan madrasah. Madrasah diajarkan sopan santun, cium tangan kiai, ayah, ibu," jelas dia.
Tak hanya itu, peran keluarga juga penting dalam penguatan pendidikan karakter. Hal itu juga akan diatur dalam Perpres.
"Ya penting sekali. Ada beberapa poinnya nanti (soal peran keluarga terhadap pendidikan karakter)," kata dia.
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah perwakilan organisasi masyarakat (ormas) Islam di Istana Merdeka, Jakarta. Mereka diajak membahas peraturan presiden (Perpres) tentang pendidikan karakter, sebelum diumumkan.
Perwakilan yang diundang antara lain dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Al-Irsyad Al-Islamiyah, Jam'iyatul Al-Washliyah, Dewan Dakwah Islam Indonesia, dan Mathla'ul Anwar. Tarbiyah Islamiyah, Forum Komunitas Diniyah Takmiliyah (FKDT), Rabithh Ma'ahid Islamiyah (RMI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pimpinan Pusat Muhamadiyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta PP Persis juga masuk daftar undangan.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj tak menampik pihaknya telah memberikan masukan terhadap Perpres. Salah satunya soal aturan lima hari sekolah.
Menurut dia, madrasah akan mati bila aturan lima hari sekolah diterapkan dalam Perpres. Sebanyak 76 ribu madrasah dinilai bakal gulung tikar. Padahal, madrasah memiliki peran penting dalam pembangunan di lingkungan masyarakat.
"Di mana-mana lihat masjid pasti dibilangnya madrasah (yang membangun). Itu madrasah bangun swadaya, penting sekali," kata Said di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu 6 September 2017.
Ia menilai pendidikan karakter juga sangat besar potensinya di madrasah. Bahkan, kata dia, madrasah lebih baik dalam menanamkan pendidikan karakter ketimbang sekolah biasa.
"Justru pendidikan karakter itu ada di madrasah itu. Ada pendidikan karakter, saya berani taruhan. Ayo, mana yang lebih baik, yang dilakukan madrasah apa bukan madrasah. Madrasah diajarkan sopan santun, cium tangan kiai, ayah, ibu," jelas dia.
Tak hanya itu, peran keluarga juga penting dalam penguatan pendidikan karakter. Hal itu juga akan diatur dalam Perpres.
"Ya penting sekali. Ada beberapa poinnya nanti (soal peran keluarga terhadap pendidikan karakter)," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)
