Jakarta: Polisi menangkap dua orang terkait kasus pelaporan palsu soal kehilangan motor. Mereka yakni berinisial, KA, 33, dan R, 46.
Peristiwa ini bermula saat KA dan R datang ke Polsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Senin, 30 September 2019. Mereka membuat laporan seolah-olah kehilangan motor.
Kepolisian kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Saat penyelidikan, polisi menemukan perbedaan keterangan antara KA dan saksi di TKP.
Saat melapor ke Polsek Pesanggrahan, KA mengaku motornya hilang saat sedang ke luar kota. Dia mengaku mengetahui kehilangan itu saat ditelepon R.
"Kami mendalami dan menanyakan saksi-saksi di TKP, rupanya tersangka KA tidak pernah keluar kota, motornya diserahkan ke temannya R," kata Kanit Reskrim Polsek Pasenggrahan, Iptu A. Fajrul Choir, di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019.
Penyidik kembali memeriksa KA untuk mengonfirmasi temuan di TKP. Alhasil, KA mengakui telah berbohong.
KA melakukan pelaporan palsu ini karena tidak bisa membayar angsuran kredit. Dia juga menyerahkan motor tersebut ke R untuk memuluskan aksi jahatnya itu.
Sejumlah barang bukti disita terkait kasus ini, yakni STNK motor merek Honda Beat dengan nomor polisi B 6196 VSJ, Surat Tanda Bukti Lapor Nomor: LP: B 528/IX/K/2019/SPKT/Seksanggar tanggal 30 September 2019, surat keterangan sebagai konsumen, fotokopi BPKB, lembar bukti F pembayaran cicilan, dan dua kunci kontak.
Keduanya kini terancam dijerat Pasal 242 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu. Ancaman hukumannya maksimal tujuh tahun penjara.
Jakarta: Polisi menangkap dua orang terkait kasus pelaporan palsu soal kehilangan motor. Mereka yakni berinisial, KA, 33, dan R, 46.
Peristiwa ini bermula saat KA dan R datang ke Polsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Senin, 30 September 2019. Mereka membuat laporan seolah-olah kehilangan motor.
Kepolisian kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Saat penyelidikan, polisi menemukan perbedaan keterangan antara KA dan saksi di TKP.
Saat melapor ke Polsek Pesanggrahan, KA mengaku motornya hilang saat sedang ke luar kota. Dia mengaku mengetahui kehilangan itu saat ditelepon R.
"Kami mendalami dan menanyakan saksi-saksi di TKP, rupanya tersangka KA tidak pernah keluar kota, motornya diserahkan ke temannya R," kata Kanit Reskrim Polsek Pasenggrahan, Iptu A. Fajrul Choir, di Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019.
Penyidik kembali memeriksa KA untuk mengonfirmasi temuan di TKP. Alhasil, KA mengakui telah berbohong.
KA melakukan pelaporan palsu ini karena tidak bisa membayar angsuran kredit. Dia juga menyerahkan motor tersebut ke R untuk memuluskan aksi jahatnya itu.
Sejumlah barang bukti disita terkait kasus ini, yakni STNK motor merek Honda Beat dengan nomor polisi B 6196 VSJ, Surat Tanda Bukti Lapor Nomor: LP: B 528/IX/K/2019/SPKT/Seksanggar tanggal 30 September 2019, surat keterangan sebagai konsumen, fotokopi BPKB, lembar bukti F pembayaran cicilan, dan dua kunci kontak.
Keduanya kini terancam dijerat Pasal 242 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu. Ancaman hukumannya maksimal tujuh tahun penjara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)
