medcom.id, Jakarta: Polisi mulai menguak jejak rekan Yayat Cahdiyat alias Abu Salam, 41, teroris yang meledakkan bom panci di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Sedang terus dimonitor," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 2 Maret 2017.
Martinus belum mau menyebut siapa rekan yang diduga membantu Yayat. Namun, dia memastikan polisi sudah punya ancang-ancang akan menyergap siapa.
"Orang-orang di sekitar Yayat sudah kami ketahui," ujarnya.
Yayat melancarkan teror dengan meledakkan bom panci di Taman Pandawa, Senin pagi 27 Februari. Setelah itu, dia kabur ke kantor Kelurahan Arjuna dan berkoar mencari anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Dia juga meminta rekannya dibebaskan. Tak sampai dua jam, polisi melumpuhkannya.
Sepak terjang Yayat di dunia teror tercatat sejak 2010. Kiprahnya mulai tercium saat turut dalam pelatihan aksi teror di Aceh yang melibatkan Dulmatin dan Abu Bakar Baasyir.
Yayat berperan menyiapkan logistik teror di Aceh pada 2009-2010. Antara lain, menyiapkan senjata api dan peluru yang diperoleh dari Bandung.
Pada periode itu, Yayat tercatat beraktivitas fa'i atau merampok dan mencuri yang hasilnya dipakai untuk aksi teror.
Pada 2012, Yayat ditangkap di Leuwipanjang, Bandung. Yayat divonis tiga tahun kurungan. Dua tahun berselang, Yayat dibebaskan.
Setelah itu, Yayat justru bergabung dengan Jamaah Anshar Daulah (JAD) Bandung pimpinan Maman Abdurrahman yang berbaiat dengan ISIS. Yayat kemudian terkoneksi dengan dua pelaku teror bom pada 25 Desember 2016, yakni Abu Sofi dan Abu Faiz.
medcom.id, Jakarta: Polisi mulai menguak jejak rekan Yayat Cahdiyat alias Abu Salam, 41, teroris yang meledakkan bom panci di Taman Pandawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat.
"Sedang terus dimonitor," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 2 Maret 2017.
Martinus belum mau menyebut siapa rekan yang diduga membantu Yayat. Namun, dia memastikan polisi sudah punya ancang-ancang akan menyergap siapa.
"Orang-orang di sekitar Yayat sudah kami ketahui," ujarnya.
Yayat melancarkan teror dengan meledakkan bom panci di Taman Pandawa, Senin pagi 27 Februari. Setelah itu, dia kabur ke kantor Kelurahan Arjuna dan berkoar mencari anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Dia juga meminta rekannya dibebaskan. Tak sampai dua jam, polisi melumpuhkannya.
Sepak terjang Yayat di dunia teror tercatat sejak 2010. Kiprahnya mulai tercium saat turut dalam pelatihan aksi teror di Aceh yang melibatkan Dulmatin dan Abu Bakar Baasyir.
Yayat berperan menyiapkan logistik teror di Aceh pada 2009-2010. Antara lain, menyiapkan senjata api dan peluru yang diperoleh dari Bandung.
Pada periode itu, Yayat tercatat beraktivitas fa'i atau merampok dan mencuri yang hasilnya dipakai untuk aksi teror.
Pada 2012, Yayat ditangkap di Leuwipanjang, Bandung. Yayat divonis tiga tahun kurungan. Dua tahun berselang, Yayat dibebaskan.
Setelah itu, Yayat justru bergabung dengan Jamaah Anshar Daulah (JAD) Bandung pimpinan Maman Abdurrahman yang berbaiat dengan ISIS. Yayat kemudian terkoneksi dengan dua pelaku teror bom pada 25 Desember 2016, yakni Abu Sofi dan Abu Faiz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)
