medcom.id, Jakarta: Terorisme yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, gagal total. Hal itu terbukti dari aktivitas masyarakat yang berjalan normal, bahkan saat kerjadian.
Tokoh agama Romo Benny Susetyo mengatakan, aksi teror di Thamrin tidak berdampak signifikan, suana tegang hanya terjadi di lokasi kejadian. 100 meter diluar itu perekonomian tetap berjalan.
Menurut Romo, bangsa Indonesia sudah kebal dan memiliki rasa persatuan yang kuat.
"Teror menciptakan takut dan cemas, tapi gagal. Lihat masyarakat beraktiviatas normal, jalanan tidak kosong, tapi kita memang tetap waspada," kata Romo dalam acara Selamat Pagi Indonesia Metro TV, Jakarta, Jumat (15/1/2015).
Persatuan itu, kata Romo, selain berasal dari seruan sejumlah tokoh juga dari media sosial. Dia bilang, media sosial efektif mengontrol kondisi di masyarakat.
"Banyak yang merasa marah karena ada korban, ekonomi mulai membaik, tetapi semua tokoh menyerukan jangan takut, jangan khawatir. Media sosial juga mampu memberikan rasa aman pada masyarakat," ujarnya.
Menurut Romo, masyarakat tidak takut, walau ada rasa takut tapi cepat berubah. Aksi teror menjadi perhatian utama. Itu terlihat dari aktivitas warga di dekat lokasi kejadian.
"Pedangang sate gerobak, tukang kopi keliling yang masih berdagang menggambarkan seakan tidak terjadi apa-apa, warga tidak takut," katanya.
Romo juga mengutuk serangan teroris tersebut. Terorisme adalah musuh bersama. "Mereka mengingakari kemanusiaan, mengingkari sang pencipta," tegas Romo.
medcom.id, Jakarta: Terorisme yang terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, gagal total. Hal itu terbukti dari aktivitas masyarakat yang berjalan normal, bahkan saat kerjadian.
Tokoh agama Romo Benny Susetyo mengatakan, aksi teror di Thamrin tidak berdampak signifikan, suana tegang hanya terjadi di lokasi kejadian. 100 meter diluar itu perekonomian tetap berjalan.
Menurut Romo, bangsa Indonesia sudah kebal dan memiliki rasa persatuan yang kuat.
"Teror menciptakan takut dan cemas, tapi gagal. Lihat masyarakat beraktiviatas normal, jalanan tidak kosong, tapi kita memang tetap waspada," kata Romo dalam acara Selamat Pagi Indonesia Metro TV, Jakarta, Jumat (15/1/2015).
Persatuan itu, kata Romo, selain berasal dari seruan sejumlah tokoh juga dari media sosial. Dia bilang, media sosial efektif mengontrol kondisi di masyarakat.
"Banyak yang merasa marah karena ada korban, ekonomi mulai membaik, tetapi semua tokoh menyerukan jangan takut, jangan khawatir. Media sosial juga mampu memberikan rasa aman pada masyarakat," ujarnya.
Menurut Romo, masyarakat tidak takut, walau ada rasa takut tapi cepat berubah. Aksi teror menjadi perhatian utama. Itu terlihat dari aktivitas warga di dekat lokasi kejadian.
"Pedangang sate gerobak, tukang kopi keliling yang masih berdagang menggambarkan seakan tidak terjadi apa-apa, warga tidak takut," katanya.
Romo juga mengutuk serangan teroris tersebut. Terorisme adalah musuh bersama. "Mereka mengingakari kemanusiaan, mengingkari sang pencipta," tegas Romo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
