medcom.id, Lampung Timur: Sejumlah warga menyaksikan fenomena gerhana matahari di kawasan pesisir pantai Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, pagi ini. Beberapa warga pesisir di Desa Margasari, Kabupaten Lampung Timur sejak pagi pukul 06.00 WIB, menunggu menyaksikan fenomena alam yang tergolong langka ini.
Pantauan di lokasi, sejak pukul 06.00 WIB, matahari tampak lebih bersinar terang dari biasanya. Tetapi pada pukul 07.10 WIB, sinar matahari mulai redup dan mulai tampak gelap. Warga yang menanti pun bisa menyaksikan langsung sekitar 20 menit, kemudian matahari terlihat perlahan terang kembali.
Prima, warga desa setempat, yang menyaksikan gerhana matahari sebagian itu mengungkapkan kekagumannya pada fenomena alam ini. "Meski tidak bisa menyaksikan GMT secara penuh, tetapi saya bisa merasakan sensasinya menanti kejadian ini," ujar Prima, seperti dilansir Antara, Rabu (9/3/2016).
Sementara warga Kota Bandarlampung sebagian menyaksikan gerhana matahari dari halaman rumah masing-masing menggunakan kacamata khusus atau alat yang mereka buat sendiri.
"Alhamdulillah bisa melihat gerhana. Jadi tidak sia-sia membeli kacamata khusus ini. Saya cukup senang meski belum bisa melihat gerhana matahari total," kata Makmunh, warga Labuhanratu, Bandarlampung.
Sementara, sebagian warga yang tidak memiliki kacamata khusus, menyaksikan GMT yang dapat disaksikan di sejumlah daerah di Indonesia melalui layar televisi.
"Usai salat gerhana tadi, saya mendampingi putra-putri menyaksikan tayangan GMT. Selain mengajak mereka untuk terus tunduk kepada Allah karena itu semua kehendaknya, juga ada ilmu pengetahuan di sana," kata Sahrul, warga lainnya.
medcom.id, Lampung Timur: Sejumlah warga menyaksikan fenomena gerhana matahari di kawasan pesisir pantai Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, pagi ini. Beberapa warga pesisir di Desa Margasari, Kabupaten Lampung Timur sejak pagi pukul 06.00 WIB, menunggu menyaksikan fenomena alam yang tergolong langka ini.
Pantauan di lokasi, sejak pukul 06.00 WIB, matahari tampak lebih bersinar terang dari biasanya. Tetapi pada pukul 07.10 WIB, sinar matahari mulai redup dan mulai tampak gelap. Warga yang menanti pun bisa menyaksikan langsung sekitar 20 menit, kemudian matahari terlihat perlahan terang kembali.
Prima, warga desa setempat, yang menyaksikan gerhana matahari sebagian itu mengungkapkan kekagumannya pada fenomena alam ini. "Meski tidak bisa menyaksikan GMT secara penuh, tetapi saya bisa merasakan sensasinya menanti kejadian ini," ujar Prima, seperti dilansir
Antara, Rabu (9/3/2016).
Sementara warga Kota Bandarlampung sebagian menyaksikan gerhana matahari dari halaman rumah masing-masing menggunakan kacamata khusus atau alat yang mereka buat sendiri.
"Alhamdulillah bisa melihat gerhana. Jadi tidak sia-sia membeli kacamata khusus ini. Saya cukup senang meski belum bisa melihat gerhana matahari total," kata Makmunh, warga Labuhanratu, Bandarlampung.
Sementara, sebagian warga yang tidak memiliki kacamata khusus, menyaksikan GMT yang dapat disaksikan di sejumlah daerah di Indonesia melalui layar televisi.
"Usai salat gerhana tadi, saya mendampingi putra-putri menyaksikan tayangan GMT. Selain mengajak mereka untuk terus tunduk kepada Allah karena itu semua kehendaknya, juga ada ilmu pengetahuan di sana," kata Sahrul, warga lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)
