medcom.id, Jakarta: I, ayah kandung R, pelajar SD kelas dua yang diduga memukul teman kelasnya hingga tewas menghadiri acara tahlilan di rumah almarhum AN. I disambut hangat oleh keluarga almarhum AN.
Pantauan di lapangan, acara tahlilan malam ketiga di rumah almarhum AN, siswa kelas dua SD 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, berlangsung dengan khusyuk, Senin (21/9/2015).
Usai tahlilan, I dan orang tua almarhum AN bersalaman dalam suasana yang begitu hangat. Petugas Babinkamtibmas dari Polsek Metro Kebayoran Lama juga sempat menyampaikan himbauan di hadapan kedua orangtua korban dan orangtua pelaku, agar berdamai. Selain itu kedua orang dan tetap menjaga hubungan silaturahmi.
Keduabelah pihak keluarga sudah bersepakat untuk berdamai. I juga menyanggupi menanggung seluruh biaya rumah sakit, biaya pemakaman dan hingga biaya tahlilan.
Sebelumnya, Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat mengatakan perkelahian yang menyebabkan siswa SD, AN tewas dipicu oleh saling ejek. Namun belum diketahui siapa yang pertama memulai perkelahian.
Wahyu menegaskan, sampai sekarang sudah ada tujuh orang saksi yang diperiksa. Saksi itu masih dari pihak guru. Sementara saksi dari siswa belum dilakukan, menunggu izin dari orang tua siswa tersebut.
Perkelahian dua siswa SD kelas 2 SD 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan berujung maut. AN meregang nyawa usai mendapati luka pada bagian perut dan kepala.
Kejadian bermula setelah kegiatan mewarnai. Pihak guru tidak mengetahui adanya perkelahian. Keduanya memang kerap berkelahi, pihak guru juga berkali-kali mengambil tindakan dengan memisahkan mereka berdua.
AN sempat mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun pada Jumat petang nyawa korban tak tertolong.
medcom.id, Jakarta: I, ayah kandung R, pelajar SD kelas dua yang diduga memukul teman kelasnya hingga tewas menghadiri acara tahlilan di rumah almarhum AN. I disambut hangat oleh keluarga almarhum AN.
Pantauan di lapangan, acara tahlilan malam ketiga di rumah almarhum AN, siswa kelas dua SD 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan, berlangsung dengan khusyuk, Senin (21/9/2015).
Usai tahlilan, I dan orang tua almarhum AN bersalaman dalam suasana yang begitu hangat. Petugas Babinkamtibmas dari Polsek Metro Kebayoran Lama juga sempat menyampaikan himbauan di hadapan kedua orangtua korban dan orangtua pelaku, agar berdamai. Selain itu kedua orang dan tetap menjaga hubungan silaturahmi.
Keduabelah pihak keluarga sudah bersepakat untuk berdamai. I juga menyanggupi menanggung seluruh biaya rumah sakit, biaya pemakaman dan hingga biaya tahlilan.
Sebelumnya, Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Wahyu Hadiningrat mengatakan perkelahian yang menyebabkan siswa SD, AN tewas dipicu oleh saling ejek. Namun belum diketahui siapa yang pertama memulai perkelahian.
Wahyu menegaskan, sampai sekarang sudah ada tujuh orang saksi yang diperiksa. Saksi itu masih dari pihak guru. Sementara saksi dari siswa belum dilakukan, menunggu izin dari orang tua siswa tersebut.
Perkelahian dua siswa SD kelas 2 SD 07 Pagi Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan berujung maut. AN meregang nyawa usai mendapati luka pada bagian perut dan kepala.
Kejadian bermula setelah kegiatan mewarnai. Pihak guru tidak mengetahui adanya perkelahian. Keduanya memang kerap berkelahi, pihak guru juga berkali-kali mengambil tindakan dengan memisahkan mereka berdua.
AN sempat mendapatkan pertolongan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun pada Jumat petang nyawa korban tak tertolong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)
