medcom.id, Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin meminta seluruh warga meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme dan gerakan ekstrem domestik.
"Situasi (keamanan) saat ini masih cukup rumit karena teroris masih berkuasa. Walau jumlah mereka sempat berkurang, masih ada kemungkinan aksi teror terhadap warga sipil," ucap Putin dalam rapat Keamanan Federal Rusia (FSB) di Moskow, Senin (7/4/2014).
Putin mengenang kembali peristiwa pemboman di Kota Volgograd tahun lalu, yang menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai 70 lainnya. Ia menyebut grup teroris tidak hanya muncul di Cauvasus Utara, tapi juga bergerak ke wilayah lainnya di Rusia. Mereka diduga akan mencoba memprovokasi grup etnis dan religius tertentu.
Berdasarkan fakta, seperti diwartakan Xinhua, sejumlah orang dari Rusia dan negara lain yang tergabung dalam CIS telah direkrut teroris. Mereka diketahui bertempur dalam payung terorisme di Afghanistan, Suriah dan wilayah lainnya di Timur Tengah.
"Mereka suatu saat bisa saja berbalik menyerang Rusia dan negara tetangga di CIS. Kita semua harus mempersiapkan diri," pungkas Putin.
"Perlu adanya peningkatan keamanan sumber daya informasi domestik, jaringan komunikasi, dan informasi rahasia negara."
Pada 2013, Putin mengatakan Pasukan Pengaman Presiden Rusia telah menguak identitas 46 mata-mata asing dan 258 agen lainnya.
medcom.id, Moskow: Presiden Rusia Vladimir Putin meminta seluruh warga meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme dan gerakan ekstrem domestik.
"Situasi (keamanan) saat ini masih cukup rumit karena teroris masih berkuasa. Walau jumlah mereka sempat berkurang, masih ada kemungkinan aksi teror terhadap warga sipil," ucap Putin dalam rapat Keamanan Federal Rusia (FSB) di Moskow, Senin (7/4/2014).
Putin mengenang kembali peristiwa pemboman di Kota Volgograd tahun lalu, yang menewaskan sedikitnya 34 orang dan melukai 70 lainnya. Ia menyebut grup teroris tidak hanya muncul di Cauvasus Utara, tapi juga bergerak ke wilayah lainnya di Rusia. Mereka diduga akan mencoba memprovokasi grup etnis dan religius tertentu.
Berdasarkan fakta, seperti diwartakan
Xinhua, sejumlah orang dari Rusia dan negara lain yang tergabung dalam CIS telah direkrut teroris. Mereka diketahui bertempur dalam payung terorisme di Afghanistan, Suriah dan wilayah lainnya di Timur Tengah.
"Mereka suatu saat bisa saja berbalik menyerang Rusia dan negara tetangga di CIS. Kita semua harus mempersiapkan diri," pungkas Putin.
"Perlu adanya peningkatan keamanan sumber daya informasi domestik, jaringan komunikasi, dan informasi rahasia negara."
Pada 2013, Putin mengatakan Pasukan Pengaman Presiden Rusia telah menguak identitas 46 mata-mata asing dan 258 agen lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)
