Jakarta: Warga terlihat antusias menggunakan teleskop untuk melihat Super Blue Blood Moon di Ancol. Dua buah teleskop yang disiapkan oleh BMKG di Dermaga Hati dan Beachpool Ancol berhasil memenuhi ekspektasi pengunjung.
Salah satu pengunjung Djoni Ong, 52, mengaku senang bisa datang dan melihat langsung gerhana melalui teleskop. Ekspektasinya terbayarkan ketika melihat merahnya Super Blue Blood Moon.
"Iya kayaknya suasanannya lebih enak bulannya ada kemerahan bulat kemerahan jelas sekali," Jelas Djoni di lokasi, Rabu, 31 Januari 2018.
Djoni mengaku merasa beruntung datang dan bisa melihat langsung via teleskop. Menurutnya ini merupakan momen langka dan mungkin hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup.
"Kalau lihat lewat teleskop langsung rasanya beda pengalaman hidup ya mungkin berapa puluh tahun lagi ga akan terjadi lagi," tambah Djonni.
Pengunjung lainnya, Siti Intan, 16, merasa senang bisa menyaksikan langsung lewat teleskop. Ia sengaja datang bersama temannya selain untuk memenuhi rasa keingintahuan juga untuk memenuhi tugas sekolah. "Senang, iya cuman agak kurang lama" terang Intan.
Antusias masyarakat tak padam walaupun peristiwa gerhana di Ancol sempat terhalang awan beberapa saat. Yenni, 50, pengunjung dari Mangga Besar bersyukur meski harus mengantre lama dan bulan sempat tertutup awan.
"Kita nunggu dari sore jam lima. Tapi lumayan lah sempet lihat sebentar meskipun warnanya udah enggak merah. Tapi seneng juga sih sudah kelihatan," terang Yenni.
Fenomena alam langka Super Blue Blood Moon berhasil menyedot perhatian publik. Sebab, fenomena ini terjadi dalam 153 tahun sekali. Ancol dan BMKG mengambil kesempatan ini untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait Gerhana Bulan.
Jakarta: Warga terlihat antusias menggunakan teleskop untuk melihat
Super Blue Blood Moon di Ancol. Dua buah teleskop yang disiapkan oleh BMKG di Dermaga Hati dan
Beachpool Ancol berhasil memenuhi ekspektasi pengunjung.
Salah satu pengunjung Djoni Ong, 52, mengaku senang bisa datang dan melihat langsung gerhana melalui teleskop. Ekspektasinya terbayarkan ketika melihat merahnya
Super Blue Blood Moon.
"Iya kayaknya suasanannya lebih enak bulannya ada kemerahan bulat kemerahan jelas sekali," Jelas Djoni di lokasi, Rabu, 31 Januari 2018.
Djoni mengaku merasa beruntung datang dan bisa melihat langsung via teleskop. Menurutnya ini merupakan momen langka dan mungkin hanya bisa dirasakan sekali seumur hidup.
"Kalau lihat lewat teleskop langsung rasanya beda pengalaman hidup ya mungkin berapa puluh tahun lagi ga akan terjadi lagi," tambah Djonni.
Pengunjung lainnya, Siti Intan, 16, merasa senang bisa menyaksikan langsung lewat teleskop. Ia sengaja datang bersama temannya selain untuk memenuhi rasa keingintahuan juga untuk memenuhi tugas sekolah. "Senang, iya cuman agak kurang lama" terang Intan.
Antusias masyarakat tak padam walaupun peristiwa gerhana di Ancol sempat terhalang awan beberapa saat. Yenni, 50, pengunjung dari Mangga Besar bersyukur meski harus mengantre lama dan bulan sempat tertutup awan.
"Kita nunggu dari sore jam lima. Tapi lumayan lah sempet lihat sebentar meskipun warnanya udah enggak merah. Tapi seneng juga sih sudah kelihatan," terang Yenni.
Fenomena alam langka
Super Blue Blood Moon berhasil menyedot perhatian publik. Sebab, fenomena ini terjadi dalam 153 tahun sekali. Ancol dan BMKG mengambil kesempatan ini untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait Gerhana Bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIT)
