medcom.id, Bekasi: Korban reruntuhan tangga darurat proyek pembangunan Apartemen Grand Kamala Lagoon belum berhasil dievakuasi. Polisi dan petugas pemadam kebakaran Kota Bekasi kembali melanjutkan proses evakuasi, pagi ini.
Tangga darurat proyek pembangunan Apartemen Grand Kamala Lagoon di Jalan KH Noer Ali, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, roboh, Rabu dini hari 4 Januari. Seorang pekerja Fajar Sidiq, 21, warga Tasikmalaya, terjebak di basement akibat tertimpa dan tertutup reruntuhan material tangga.
"Evakuasi masih kami lanjutkan pagi ini, korban belum berhasil kami temukan," kata Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Bayu Pratama, Kamis (5/1/2017).
Bayu belum bisa memastikan kondisi korban. Kemarin pagi, korban masih bisa berkomunikasi dan meminta pertolongan. Proses evakuasi Fajar tergolong sulit. Sebab, lokasi reruntuhan tidak bisa memuat banyak alat berat.
Bayu mengungkapkan, tim evakuasi yang terdiri dari polisi dan petugas pemadam kebakaran dari Pemkot Bekasi dan Jakarta Timur sulit mengerahkan alat berat. Apalagi material reruntuhan terbuat dari baja dan beton.
"Medannya memang tergolong cukup sulit, tim evakuasi tidak bisa memaksimalkan penggunaan alat berat," ujar Bayu.
Dalam proses evakuasi, tim hanya bisa menggunakan satu alat berat sejenis crane tower untuk memindahkan bahan material yang menimpa korban. Hal ini menyebabkan proses evakuasi menjadi lamban.
medcom.id, Bekasi: Korban reruntuhan tangga darurat proyek pembangunan Apartemen Grand Kamala Lagoon belum berhasil dievakuasi. Polisi dan petugas pemadam kebakaran Kota Bekasi kembali melanjutkan proses evakuasi, pagi ini.
Tangga darurat proyek pembangunan Apartemen Grand Kamala Lagoon di Jalan KH Noer Ali, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, roboh, Rabu dini hari 4 Januari. Seorang pekerja Fajar Sidiq, 21, warga Tasikmalaya, terjebak di
basement akibat tertimpa dan tertutup reruntuhan material tangga.
"Evakuasi masih kami lanjutkan pagi ini, korban belum berhasil kami temukan," kata Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Bayu Pratama, Kamis (5/1/2017).
Bayu belum bisa memastikan kondisi korban. Kemarin pagi, korban masih bisa berkomunikasi dan meminta pertolongan. Proses evakuasi Fajar tergolong sulit. Sebab, lokasi reruntuhan tidak bisa memuat banyak alat berat.
Bayu mengungkapkan, tim evakuasi yang terdiri dari polisi dan petugas pemadam kebakaran dari Pemkot Bekasi dan Jakarta Timur sulit mengerahkan alat berat. Apalagi material reruntuhan terbuat dari baja dan beton.
"Medannya memang tergolong cukup sulit, tim evakuasi tidak bisa memaksimalkan penggunaan alat berat," ujar Bayu.
Dalam proses evakuasi, tim hanya bisa menggunakan satu alat berat sejenis
crane tower untuk memindahkan bahan material yang menimpa korban. Hal ini menyebabkan proses evakuasi menjadi lamban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)
