Surabaya: Surabaya Survey Center (SSC) merilis hasil survei terkait program kerja calon gubernur Jawa Timur. Hasilnya, program kerja Saifullah Yusuf alias Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno unggul tipis.
"Secara akumulasi masyarakat yang menjawab tidak tahu program paslon no 2 sebanyak 51 persen, sedangkan paslon no 1 sebanyak 52 persen," kata peneliti SSC, Imam Sofyan, saat merilis hasil survei Pilgub Jatim 208, di Surabaya, Jumat, 27 April 2018.
Hasil survei SSC periode April 2018 menunjukkan bahwa persepsi publik terhadap program kedua kandidat cukup baik, dengan angka di atas 48 persen.
Gus Ipul-Puti punya program bernama Jatim Makmur. Sebanyak 48,9 persen masyarakat Jatim mengaku mengetahui program Jatim Makmur. Kemudian yang menjawab tidak tahu sebanyak 51,1 persen.
"Sementara yang menjawab suka sebanyak 26,4 persen, yang menjawab tidak suka sebanyak 22,5 persen. Dan yang menjawab tidak tahu dan tidak menajwab sebanyak 51,1 persen," ujarnya.
Sementara program Jatim makmur yang paling disukai masyarakat yaitu, soal kemiskinan sebanyak 14,3 persen, pendidikan dan kesehatan sebanyak 9,2 persen. Sementara itu, pembangunan infrastruktur sebanyak 8,6 persen, penciptaan lapangan pekerjaan 6,5 persen.
Selanjutnya program soal memajukan pesantren dan madin sebanyak 5,6 persen, pembangunan pertanian sebanyak 4,7 persen, kependudukan dan perizinan sebanyak 2,8 persen.
Sementara itu, terkait program paslon nomor satu, Khofifah-Emil dengan nama Nawa Bhakti Setya diketahui masyarakat Jatim sebanyak 48 persen, dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 52 persen.
Kemudian tingkat kesukaan terhadap masyarakat sebanyak 29,3 persen. "Sedangkan masyarakat yang menjawab tidak suka sebanyak 18,7 persen, dan yang menjawab tidak tahu dan tidak menjawab sebanyak 52 persen," ucapnya.
Secara berurutan, program Nawa Bhakti Setya yang paling disukai masyarakat Jatim adalah soal kemiskinan sebanyak 13,2 persen, pendidikan dan kesehatan sebanyak 9,3 persen. Kemudian, menciptakan lapangan kerja sebanyak 8,2 persen, pembangunan infrastruktur sebanyak 6 persen.
Selain itu, soal pembangunan pertanian sebanyak 4,5 persen, memajukan pesantren dan madin sebanyak 4 persen, kependudukan dan perizinan sebanyak 2,8 persen. "Masyarakat yang menjawab tidak tahu dan tidak menjawab sebanyak 52 persen," katanya.
Tak hanya itu, paslon no 2, Gus Ipul-Puti dianggap berhasil dalam mensosialisasikan jargonnya terhadap masyarakat Jatim. Sebab, jargon "Kabeh Sedulur Kabeh Makmur" paling dikenal dari pada jargon "Wis Wayahe" milik paslon nomor 1, Khofifah-Emil.
Berdasarkan hasil survei, kata Imam, sebanyak 67,9 persen masyarakat Jatim mengetahui dan pernah dengar jargon Gus Ipul-Puti. Sedangkan jargon "Wis Wayahe" milik pasangan Khofifah-Emil hanya dikenal masyarakat Jatim sebanyak 63,6 persen dan yang yang belum pernah dengar sebanyak 36,4 persen.
"Ternyata pengetahuan publik terhadap jargon kandidat selisih tipis antara Gus Ipul-Puti dengan Khofifah-Emil," katanya.
Survei dengan metode multistage random sampling ini dilakukan pada tgl 11-19 April 2018 di 38 kabupaten/kota di Jatim. Survei itu dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of error 2.81 persen, level of confidence 95 persen, dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 responden.
Sebagai bentuk kendali mutu, survei ini juga dilengkapi dengan metode spot check hingga 20 persen dari total responden.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id((YDH))