medcom.id, Jakarta: Camat Penjaringan Muhammad Andri baru mendapati 2 kepala keluarga (KK) warga kolong tol Kalijodo terdaftar ber-KTP DKI Jakarta. Lokasi yang berada di seberang ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kalijodo itu sebenarnya dihuni lebih dari 100 KK.
"Total catatan kami di sini ada 150 KK," kata Andri di lokasi penertiban, Kolong Tol Sedyatmo, Jakarta Utara, Rabu 14 Juni 2017.
Menurut Andri, pendataan belum rampung. Jumlah warga pemegang KTP DKI bisa saja bertambah jika ada yang melapor.
Andri mengatakan, warga kolong tol Kalijodo ber-KTP DKI diupayakan direlokasi ke rumah tusun. Rusun yang disiapkan ialah Rusun Marunda di Cilincing, Jakarta Utara.
Mayoritas warga yang mendiami kolong tol Sedyatmo disinyalir tak ber-KTP DKI. Namun, beberapa warga merupakan korban penertiban kawasan prostitusi Kalijodo yang tak mau pindah ke rusun.
"Ada beberapa orang yang memang tidak mengambil rusun saat relokasi pertama (Kalijodo)," kata Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi.
Hingga pukul 10.15 WIB, penertiban bangunan semipermanen di kolong tol Jalur Pluit masih berlangsung. Kasatpol PP DKI Jupan Royter mengatakan, ada ratusan bangunan yang berdiri di kolong tol dan masuk wilayah administrasi Jakarta Utara.
"Ada sekitar 150 bangunan yang masuk Jakbar (Jakarta Barat)," ungkap Jupan.
Penertiban kolong tol Sedyatmo bukan kali pertama. Sebelumnya, pemerintah Ibu Kota juga pernah menggusur kawasan yang ada di Jalan Kepanduan I itu, pada Maret 2016. Penggusuran dilakukan tak lama setelah kawasan prostitusi Kalijodo rata dengan tanah.
Sebelum itu, Pemkot Jakarta Utara juga sudah dua kali menggusur permukiman liar di kolong tol Sedyatmo pada 2006 dan 2007. Namun, warga yang bandel selalu kembali ke sana. Di kolong tol, warga mendirikan bangunan semipermanen menggunakan bahan seadanya.
medcom.id, Jakarta: Camat Penjaringan Muhammad Andri baru mendapati 2 kepala keluarga (KK) warga kolong tol Kalijodo terdaftar ber-KTP DKI Jakarta. Lokasi yang berada di seberang ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kalijodo itu sebenarnya dihuni lebih dari 100 KK.
"Total catatan kami di sini ada 150 KK," kata Andri di lokasi penertiban, Kolong Tol Sedyatmo, Jakarta Utara, Rabu 14 Juni 2017.
Menurut Andri, pendataan belum rampung. Jumlah warga pemegang KTP DKI bisa saja bertambah jika ada yang melapor.
Andri mengatakan, warga kolong tol Kalijodo ber-KTP DKI diupayakan direlokasi ke rumah tusun. Rusun yang disiapkan ialah Rusun Marunda di Cilincing, Jakarta Utara.
Mayoritas warga yang mendiami kolong tol Sedyatmo disinyalir tak ber-KTP DKI. Namun, beberapa warga merupakan korban penertiban kawasan prostitusi Kalijodo yang tak mau pindah ke rusun.
"Ada beberapa orang yang memang tidak mengambil rusun saat relokasi pertama (Kalijodo)," kata Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi.
Hingga pukul 10.15 WIB, penertiban bangunan semipermanen di kolong tol Jalur Pluit masih berlangsung. Kasatpol PP DKI Jupan Royter mengatakan, ada ratusan bangunan yang berdiri di kolong tol dan masuk wilayah administrasi Jakarta Utara.
"Ada sekitar 150 bangunan yang masuk Jakbar (Jakarta Barat)," ungkap Jupan.
Penertiban kolong tol Sedyatmo bukan kali pertama. Sebelumnya, pemerintah Ibu Kota juga pernah menggusur kawasan yang ada di Jalan Kepanduan I itu, pada Maret 2016. Penggusuran dilakukan tak lama setelah kawasan prostitusi Kalijodo rata dengan tanah.
Sebelum itu, Pemkot Jakarta Utara juga sudah dua kali menggusur permukiman liar di kolong tol Sedyatmo pada 2006 dan 2007. Namun, warga yang bandel selalu kembali ke sana. Di kolong tol, warga mendirikan bangunan semipermanen menggunakan bahan seadanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OJE)
