Jakarta: Sebanyak dua sekolah negeri di Jakarta Pusat disebut berdekatan dengan zona rawan peredaran narkoba. Satuan Reserse Narkotika dan Obat Terlarang (Satnarkoba) Polres Metro Jakarta Pusat gencarkan sosialisasi bahaya narkoba di dua sekolah tersebut.
“Kami pilih sekolah SMKN 31 Johar Baru dan SMAN 1 Budi Utomo, Sawah Besar karena dua sekolah ini berdekatan dengan zona peredaran narkoba,” ucap Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Iver Son Manossoh, di Jakarta, Selasa 11 Juni 2024.
Iver mengatakan langkah sosisalisasi sebagai bentuk pencegahan agar para pelajar tidak terjerumus ke dalam narkoba. Jangan sampai peredaran obat-obat terlarang itu mengganggu Indonesia Emas 2045.
“Cara ini sebagai bentuk membentengi para pelajar sebagai generasi emas dari bahaya narkoba menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Iver mengatakan bentuk kegiatan sosialisasi bahaya narkoba mulai dari edukasi dan konsultasi terhadap para pelajar. Aparat juga memberikan informasi tentang rehabilitasi bagi penyalahgunaan narkoba.
“Kami juga lakukan sesi tanya jawab terhadap pelajar dan guru sekolah. Antusias pelajar tentang bahaya narkoba cukup tinggi,” terangnya.
Iver berharap kepada para pelajar yang mengikuti sosialisasi bahaya narkoba bisa menyalurkan informasi kepada teman dan keluarga tentang bahayanya akan narkoba.
“Dengan tidak menggunakan narkoba, kami berharap dapat terciptanya generasi muda yang berkualitas, berkompeten dan berdaya saing tinggi,” ungkap Iver.
Jakarta: Sebanyak dua
sekolah negeri di Jakarta Pusat disebut berdekatan dengan zona rawan peredaran narkoba. Satuan Reserse Narkotika dan Obat Terlarang (Satnarkoba) Polres Metro Jakarta Pusat gencarkan sosialisasi bahaya
narkoba di dua sekolah tersebut.
“Kami pilih sekolah SMKN 31 Johar Baru dan SMAN 1 Budi Utomo, Sawah Besar karena dua sekolah ini berdekatan dengan zona peredaran narkoba,” ucap Kasat Narkoba
Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Iver Son Manossoh, di Jakarta, Selasa 11 Juni 2024.
Iver mengatakan langkah sosisalisasi sebagai bentuk pencegahan agar para pelajar tidak terjerumus ke dalam narkoba. Jangan sampai peredaran obat-obat terlarang itu mengganggu
Indonesia Emas 2045.
“Cara ini sebagai bentuk membentengi para pelajar sebagai generasi emas dari bahaya narkoba menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Iver mengatakan bentuk kegiatan sosialisasi bahaya narkoba mulai dari edukasi dan konsultasi terhadap para pelajar. Aparat juga memberikan informasi tentang rehabilitasi bagi penyalahgunaan narkoba.
“Kami juga lakukan sesi tanya jawab terhadap pelajar dan guru sekolah. Antusias pelajar tentang bahaya narkoba cukup tinggi,” terangnya.
Iver berharap kepada para pelajar yang mengikuti sosialisasi bahaya narkoba bisa menyalurkan informasi kepada teman dan keluarga tentang bahayanya akan narkoba.
“Dengan tidak menggunakan narkoba, kami berharap dapat terciptanya generasi muda yang berkualitas, berkompeten dan berdaya saing tinggi,” ungkap Iver.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)
